JawaPos.com- Kecelakaan berawal dari sopir mengantuk atau disebut microsleep, masih kerap terjadi. Padahal, kondisi itu membahayakan. Terlebih, kendaraan atau transportasi umum. Jumat (3/3) dini hari, kecelakaan itu menimpa Bus Restu.
Bus jurusan Madiun-Surabaya tersebut kecelakaan tunggal di ruas tol Jombang-Mojokerto (Jomo), tepatnya di KM 707, Desa/Kecamatan Gedeg. Saat itu, bermuatan 12 penumpang. Sebelumnya, laju bus dengan nopol N 7088 UG itu terseok-seok. Lalu, brakkk! Bus yang melaju ke arah Surabaya itu terguling ke median tol.
Beruntung, tidak ada korban jiwa. Diduga, kecelakaan terjadi karena bus yang dikemudikan Matari, warga Genteng Banyuwangi, itu mengantuk. ‘’Bus semula melaju dari arah barat (Jombang) menuju timur (Surabaya) di jalur lambat dengan kecepatan sedang,’’ kata Kanit III PJR Ditlantas Polda Jatim AKP Imam Imam Sayfudin Rodji seperti dilansir Jawa Pos Radar Mojokerto.
Namun, sesampai di lokasi, sekitar pukul 03.00 WIB, Matari yang ditemani kondektur Fuad, mengaku kurang konsentrasi alias mengantuk. Sesaat kemudian, laju bus tiba-tiba oleng sehingga sulit untuk dikendalikan. ’’Bus akhirnya terperosok ke median jalan dengan posisi kendaraan terguling ke kanan menghadap ke timur,’’ ucapnya.
Beruntung, saat kejadian kondisi jalan tol sedang sepi hingga kecelakaan tidak sampai melibatkan kendaraan lain. Imam menegaskan, sebanyak 12 orang penumpang diidentifikasi selamat. Tidak mengalami luka sedikitpun. Hanya saja, beberapa penumpang sedikit mengalami trauma sehingga perlu dievakuasi ke ke pos PJR KM 684.
’’Setelah diperiksa tim medis, ternyata tidak ada luka yang dialami penumpang. Sopir dan kondektur juga dalam posisi aman tanpa ada luka,’’ tandasnya. Akibat kejadian ini, beberapa sarana tol mengalami kerusakan dengan nilai materiil kurang lebih Rp 7 juta.
Apa dan Faktor Penyebab Microsleep
Mengutip website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), microsleep merupakan suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. Pada umumnya kejadian microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh.
Namun, durasi microsleep dapat bertambah lama jika seseorang benar-benar memasuki waktu tidur. Microsleep bisa terjadi dalam beberapa episode yang berdekatan, saat seseorang mencoba dan gagal untuk tetap terjaga. Seringkali dalam microsleep, otak membalik dengan cepat antara tertidur dan terjaga.
Beberapa tanda seseorang mengalami microsleep antara lain tiba-tiba kaget atau terbangun oleh sentakan tubuh dan kepala, tidak menyadari apa yang baru terjadi, padahal tidak sedang melamun, menguap terus-menerus, kelopak mata sangat berat, mata berkedip berlebihan, tiba-tiba susah memproses informasi atau bingung ketika diajak berkomunikasi, arah kemudi tanpa disadari keluar dari jalur.
Adapun penyebab microsleep antara lain kurang tidur, tidur kurang berkualitas, penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kegemukan, depresi atau gangguan kecemasan, efek samping obat tertentu, efek samping penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
Microsleep tidak berbahaya bila terjadi tengah bersantai di sofa sambil menonton film hingga larut malam. Namun, sangat berbahaya bila terjadi saat mengemudi atau mengoperasikan sebuah mesin. Sebab, dapat menyebabkan kecelakaan.
Bagaimana cara agar terhindar dari bahaya microsleep saat sedang berkendara? Hindari mengemudi ketika sedang mengantuk. Microsleep memang hanya terjadi selama beberapa detik. Namun, bisa berisiko terjadinya kecelakaan fatal. Jadi, solusinya, usahakan untuk mencukupi waktu tidur sebelum melakukan hal-hal yang berbahaya atau membutuhkan konsentrasi.