JawaPos.com – Flandy Limpele memilih menyeberang untuk melatih tim Hongkong. Dia tak lagi menangani ganda campuran pratama PBSI.
Keputusan mantan pelatih ganda putra Malaysia itu sangat disayangkan. Sebab, dianggap mendadak.
Bahkan, Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta menilai keputusan yang diambil Flandy kurang elegan. ”Soal keputusannya tiba-tiba melatih ke negara lain, rasanya itu kurang fair,” ujarnya.
Alex menyebutkan, Flandy tidak pernah memberitahukan rencana kepindahannya itu ke PBSI pada bulan-bulan sebelumnya.
”Tahu-tahu dengan diam-diam dia menerima pinangan negara lain dan kemudian baru mengirim surat pengunduran diri,” kecam Alex.
Alex menilai ada beberapa hal yang perlu diluruskan menyangkut pernyataan Flandy. Yakni, mengenai promosi jabatan sebagai kepala pelatih sektor ganda campuran pelatnas utama untuk menggantikan Nova Widianto.
Kepada Jawa Pos sebelumnya, Flandy memang terang-terangan bersedia jika menangani ganda campuran utama.
Alex menuturkan, sesuai komitmen awal saat datang bergabung ke Pelatnas Cipayung pada awal 2022, Flandy memang bersedia diberi tanggung jawab sebagai pelatih pelatnas pratama.
”Bahkan dari awal, tidak pernah ada pembicaraan atau janji PBSI akan menarik dia sebagai kepala pelatih pelatnas utama. Dia mungkin lupa,” papar Alex.
Menurut dia, PBSI tentu harus menimbang masak-masak untuk memberikan jabatan kepala pelatih pelatnas utama kepadanya.
Sebab, Flandy belum setahun bertugas. Flandy belum memiliki prestasi besar yang membanggakan sebagai pelatih ganda campuran pratama. Nah, Alex menilai Flandy sepertinya takut menghadapi tantangan.
Sebab, berdasar komitmen awal, Flandy diharapkan berani menghadapi tantangan untuk tetap menjabat pelatih ganda campuran pratama 3-4 empat tahun ke depan.
”Dia sepertinya tidak berani menerima tantangan membina pemain-pemain muda. Karena tantangannya jauh lebih berat dibanding melatih pemain yang sudah jadi,” ujarnya.
Kabidbinpres PP PBSI Rionny Mainaky mengamini pernyataan Alex. Pihaknya sama sekali tidak tahu rencana Flandy untuk melatih tim Hongkong.
”Tiba-tiba saja. Saya tidak tahu sama sekali. Saya cuma dengar dari teman-teman dekat dia. Saya juga dekat, cuma nggak tahu,” papar Rionny.
Rionny menyatakan, sebetulnya dirinya sudah berbicara dengan Flandy untuk menangani tim di All England pada 16–20 Maret. Awalnya, di ajang tersebut, Rionny ingin melihat langsung sentuhan Flandy.
Dia juga diproyeksikan memegang tim Piala Sudirman pada 14–21 Mei. ”Saya kan mau cek dulu. Saya bilang, ini rencana saya untuk ngomong ke PBSI agar dia jadi (pelatih utama). Kalau coach Amon (Santoso) ini nggak ada masalah mau asisten atau apa,” paparnya.
Nah, untuk mengisi kekosongan, sementara Rionny akan membantu menangani ganda campuran. Sedangkan untuk pengganti tetap, saat ini pihaknya sedang berkomunikasi dengan dua nama guna mengisi kekosongan di ganda campuran utama dan pratama.
”Pelatihnya dari dalam (negeri). Nggak usah luar terus. Nanti masalah melulu hahaha. Kemungkinan dari klub dan nggak sembarangan juga. Ini kan pemain pelatnas. Harus teruji. Mudah-mudahan bisa cewek-cowok,” kata Rionny.