JawaPos.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta agar masyarakat waspada dengan penyakit Leptospirosis. Hal itu sehubungan dengan musim hujan yang sudah masuk di Indonesia dan banjir menggenangi beberapa daerah.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi, berdasarkan data hingga Desember 2022 lalu, penyakit yang berasal dari hewan ini menyumbang total hingga 139 kematian dari 1408 kasus.
“Penting kewaspadaan kita. Apalagi musim hujan dan musim banjir mewaspadai leptospirosis karena dapat juga menyebabkan kematian walau kecil,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/3).
Sepanjang tahun 2022, Nadia menyebut bahwa kasus penyakit leptospirosis terus ada. Peningkatan kasus menjadi lebih parah saat musim hujan.
“Kasusnya sepanjang tahun terutama musim hujan tetap ada,” tegasnya.
Untuk diketahui, penyebab penyakit leptospirosis adalah karena bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan.
Di Indonesia, hewan penular utamanya adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan, khususnya ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut kemudian akan berkeliaran di sekitar manusia. Saat banjir kotoran dan kencingnya bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang menderika luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira berpotensi terinfeksi.