JawaPos.com – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengucurkan dana sebesar Rp 147 Miliar untuk subsidi enam layanan kereta api perintis. Dana tersebut diberikan guna memastikan keterjangkauan bagi masyarakat yang menikmati layanan KA perintis.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Djarot Tri Wardhono mengungkapkan saat ini DJKA memiliki enam kontrak subsidi perintis dengan operator KA. Meliputi, KA Cut Meutia, KA Datuk Blambangan, KA Lembah Anai, LRT Sumsel, KA Bathara Kresna, dan KA Makassar-Parepare. “Total anggaran yang kami kucurkan untuk program angkutan perintis di tahun 2023 ini mencapai Rp 147 Miliar,” kata Djarot dalam keterangan resmi, Kamis (2/3).
Ia menambahkan bahwa subsidi perintis diberikan untuk layanan KA yang beroperasi di daerah baru, atau daerah yang sudah memiliki jalur namun secara komersial belum menguntungkan.
“Umumnya subsidi perintis ini diberikan oleh Pemerintah untuk layanan KA dengan okupansi tidak lebih dari 70 persen namun terdapat potensi dan kebutuhan yang cukup signifikan,” tambahnya.
Lebih lanjut Djarot menjelaskan bahwa layanan KA perintis ini dapat dilakukan pada prasarana perkeretaapian yang baru dibangun, diaktifkan kembali, maupun jaringan yang sudah tersedia. “Jika jalur KA sudah tersedia namun belum dioperasikan, akan dilakukan skema lelang untuk menentukan operator layanan KA perintis di jalur tersebut, seperti pada jalur KA Makassar-Parepare,” lanjut Djarot.
Adapun terkait keberlanjutan layanan KA perintis, Djarot mengungkapkan bahwa DJKA terus mengupayakan pertumbuhan tingkat okupansi masing-masing KA perintis sehingga dapat dikonversi menjadi layanan KA PSO maupun ekonomi komersial. Per tahun 2023 ini, sudah ada total 3 layanan KA perintis yang sudah terkonversi menjadi KA PSO, yaitu KA Jenggala, KA Siliwangi, dan KA Minangkabau Ekspress.
“Integrasi dengan moda transportasi lain terus kami lakukan seperti pada LRT Sumsel untuk mendongkrak tingkat okupansi layanan KA ini, sehingga harapannya dapat segera beralih menjadi KA PSO,” ungkap Djarot.
Djarot juga mengaku optimis bahwa okupansi layanan KA perintis ini akan dapat terus tumbuh, seiring besarnya potensi wisata dan ekonomi yang dapat dilayani oleh KA perintis.
“Kami optimis bahwa tingkat okupansi layanan KA perintis ini akan dapat terus tumbuh mengingat besarnya potensi wisata dan ekonomi yang dapat terlayani oleh KA ini,” tandas Djarot. (*)