Bripka Agus Salim punya cara tersendiri untuk berdakwah. Anggota Satlantas Polrestabes Surabaya itu membuat akun TikTok dan rutin mengunggah videonya ketika bersalawat. Dalam kurun waktu dua bulan, yang menyukai akunnya hampir sepuluh ribu orang.
HASTI EDI SUDRAJAT, Surabaya
”ALLAHUMMA shalli wa sallim ‘ala. Sayyidina wa Maulana Muhammadin. Adada ma fi ’ilmillahi sholatan. Da imatan bidawami mulkillahi.” Lirik Salawat As Sa’adah itu terdengar dari dalam sebuah musala di tepi Jalan Ahmad Yani Senin (28/2) petang. Nada suaranya terdengar merdu. Menyejukkan hati orang yang mendengarkan.
Lantunan salawat itu berasal dari bibir Bripka Agus Salim. Ayah dua anak tersebut terlihat ekspresif mengatur panjang pendeknya nada sembari duduk bersila. Wajahnya menatap ponsel yang disandarkan ke tembok dalam mode merekam.
Videonya bersalawat lantas diunggah ke akun TikTok pribadinya.
Agus percaya video tersebut bisa mendatangkan kebaikan. Bagi dirinya yang melantunkan salawat serta orang yang melihatnya. ’’Rasulullah pernah bersabda demikian. Bahkan, yang hanya mendengar sekalipun,” katanya kepada Jawa Pos.
Menurut dia, orang yang mendengar atau melihat orang bersalawat pasti hati kecilnya tidak diam. Di benaknya juga terlintas kalimat salawat yang sama. ’’Jadi, sebenarnya sama-sama bersalawat,” ungkapnya.
Akun Tiktok Agusslim5 itu baru dibuat awal tahun lalu. Video unggahannya lebih dari seratus. Masing-masing adalah rekamannya ketika melantunkan beragam salawat.
Agus mengaku senang dengan respons yang didapat. Videonya mendapat banyak apresiasi. Walaupun belum lama dibuat, akunnya sudah mendapat 621 pengikut. Jumlah yang menyukai unggahannya juga hampir mencapai sepuluh ribu.
Ide berdakwah lewat TikTok itu berasal dari istrinya. Agus yang besar di lingkungan keluarga santri awalnya sering melantunkan salawat di rumah. ’’Istri diam-diam merekam dan dijadikan status WhatsApp,” katanya.
Banyak kolega yang menyarankan agar video itu diunggah di medsos yang bisa dilihat banyak orang. Agus kemudian diminta membuat video salawat lain.
Alumnus SMAN 4 Sidoarjo itu awalnya ragu. Sebab, Agus tidak pede melihat kamera. Namun, pemikiran tersebut akhirnya berubah. Dia merasa videonya ketika bersalawat bisa menjadi ajang dakwah.
Agus pun sengaja memakai seragam polisi ketika bersalawat. Dia percaya video yang dibuat dapat mengikis citra buruk polisi di mata masyarakat. Khususnya yang bertugas di bidang lalu lintas.
’’Kayaknya sudah menjadi rahasia umum kalau persepsi polantas (polisi lalu lintas) itu kurang baik. Misalnya, sarang pungli atau suka memeras masyarakat di jalan,” paparnya.
Aplikasi TikTok dipilih sebagai sarana mengunggah videonya bersalawat karena penggunanya termasuk banyak. Agus yang mulanya malu akhirnya ketagihan mem-posting karena respons yang didapat ternyata baik.
’’Banyak komentar yang request salawat apa. Jadi makin semangat,” ujarnya.