JawaPos.com–Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, memastikan tidak ada kasus unggas yang positif terjangkit penyakit flu burung.
Kepastian itu disampaikan Kepala Bidang Peternakan DKP3 Banjarbaru Yohana Kriswinanto Prabawati sekaligus menepis kabar kasus positif AI di Ibu Kota Provinsi Kalsel itu.
”Awalnya ada informasi bahwa hasil laboratorium menyatakan unggas jenis itik teridentifikasi positif flu burung, namun unggas yang diambil sampelnya itu berasal dari Pasar Gambut wilayah Kabupaten Banjar,” ujar Yohana seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, informasi yang diterima dari pedagang itik (bebek) di Pasar Gambut bahwa penjual itik yang teridentifikasi flu burung itu berasal dari Kota Banjarbaru. Dan disebutkan tinggal di Kelurahan Sungai Besar tanpa ada alamat lengkap.
Yohana mengatakan, informasi tersebut kemudian berkembang bahwa unggas itu berasal dari Banjarbaru. Namun, mengingat tidak ada alamat lengkap penjual sehingga petugas kesehatan hewan DKP3 kesulitan menelusuri.
”Kami kesulitan menelusuri karena alamatnya tidak lengkap dan Pasar Gambut menjual unggas tidak hanya dari Banjarbaru tetapi juga dari berbagai daerah sehingga diduga penjualnya tidak berdomisili di Banjarbaru,” ujar Yohana Kriswinanto Prabawati.
Yohana mengungkapkan, pada November 2022 lalu, Balai Veteriner melakukan uji laboratorium terhadap itik di beberapa lokasi di Banjarbaru dan Kabupaten Banjar dengan mengambil 78 uji sampel darah itik.
Kemudian, dari 78 sampel itu ada delapan sampel yang berasal dari peternak di Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru, dan satu sampel dinyatakan positif RC PCR AI, namun tidak ada alamat, KTP dan dokumentasi peternak itu.
”Satu sampel yang dinyatakan positif flu burung itu itiknya dalam kondisi sudah mati, sedangkan tujuh sampel lain masih dalam kondisi hidup tetapi hasil pemeriksaan ternyata negatif flu burung,” kata Yohana.
Untuk memastikan tidak ada flu burung, Yohana mengatakan, petugas sudah mengambil sampel unggas pada sejumlah peternak dengan lokasi yang tersebar dan tidak ada yang positif terjangkit flu burung.
”Meskipun dipastikan tidak ada kasus flu burung, kami tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan baik melalui pembagian disinfektan kepada peternak maupun gencar sosialisasi,” kata Yohana.