JawaPos.com – Yamaha menjadi satu-satunya pabrikan di MotoGP yang masih mempertahankan mesin berkonfigurasi empat silinder segaris.
Hal itu terjadi setelah Suzuki mengundurkan dari secara tiba-tiba dari balapan kelas premium itu akhir musim lalu.
Dikepung mesin V4, memang sempat terlintas di masa lalu bahwa Yamaha akan mengikuti arus untuk berpindah haluan meninggalkan mesin empat silinder segaris.
Namun, untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan, wacana tersebut masih harus dikubur dalam-dalam.
Alasannya, membangun mesin dengan filosofi yang sama sekali berbeda tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Jika tidak mau menyebutnya mustahil.
Pendapat tersebut dinyatakan Bos Monster Yamaha Lin Jarvis. ”Membangun sebuah mesin baru dari nol dan dilakukan di tengah kompetisi berjalan adalah pekerjaan yang supersulit,” ungkapnya dilansir Crash.
Mengubah pondasi mesin hanya bisa dilakukan saat MotoGP memperkenalkan regulasi baru pada 2027-2031. Dan pembahasan mengenai perubahan regulasi mesin tersebut baru akan selesai tahun ini.
”Jadi kita akan lihat dulu kemana arah regulasi baru MotoGP. Setelah itu kami dan semua tim akan melangkah dari titik yang sama untuk menyongsongnya.”
”Kemudian kami ada waktu empat tahun untuk menentukan langkah selanjutnya. Apakah akan mengganti mesin atau bertahan. Itu baru masuk akal.”
Duo pembalap Monster Yamaha Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli merasa cukup puas dengan penambahan top speed YZR-M1 pada saat uji coba pramusim di Sepang, Malaysia, bulan lalu.
Top speed adalah titik komplain Quartararo sepanjang dua musim terakhir. Menurutnya, salah satu kunci untuk bisa bertarung dengan Ducati adalah menambah top speed.
Namun, di Sepang muncul masalah baru. YZR-M1 kehilangan kecepatannya saat menggunakan ban baru dan volume bahan bakar yang sedikit.
Kelemahan itu akan menyulitkan si pembalap untuk bertarung di sesi kualifikasi. Dampaknya adalah pembalap harus start dari posisi belakang saat balapan. Lalu kehabisan banyak waktu untuk mengejar rival-rival di depannya.