JawaPos.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai berupaya untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Hal ini terbukti dari berbagai gerakan inovasi yang dilakukan Ganjar dalam mengurangi angka kemiskinan.
Pengamat politik Lucius Karus meyakini, berbagai upaya telah dilakukan Ganjar Pranowo dalam menurunkan tingkat kemiskinan pada wilayah yang dipimpinnya. Hal ini menunjukkan kualitas kepemimpinan yang baik dari seorang kepala daerah, dalam menangani masalah sosial yang kompleks seperti kemiskinan.
“Inovasi Ganjar bisa dibaca dalam konteks ini, yakni ikhtiar untuk konsisten menurunkan angka kemiskinan,” kata Lucius dalam keterangan tertulis, Senin (1/3).
Lucius juga mengapresiasi fokus kebijakan Ganjar pada kelompok masyarakat rentan seperti disabilitas, perempuan, dan anak. Menurutnya,
kepedulian dan perhatian dari seorang pemimpin daerah sangat penting, terhadap warga yang membutuhkan perhatian lebih dalam mengatasi masalah kemiskinan.
“Sebagai gubernur, Ganjar menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan memilih untuk memfokuskan kebijakan pada kelompok masyarakat rentan seperti disabilitas, perempuan dan anak,” tegasnya.
Terlebih, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tren kemiskinan pada wilayah Jawa Tengah menurun secara konsisten sejak 2020 pada angka 13,3 persen. Sementara pada 2021 di angka 9,71 persen.
Selain itu, rata-rata ketimpangan pendapatan Jawa Tengah pada periode 2014-2021 terendah dibandingkan Provinsi se-Jawa dan Nasional. Hal ini dinilai sebagai pemerataan pendapatan tahun 2014-2021 di Jawa Tengah lebih baik, dibandingkan provinsi se-Jawa dan nasional.
Lebih lanjut, Lucius menyadari penurunan secara perlahan jumlah kelompok miskin menunjukkan, beratnya persoalan mendasar yang menjadi akar kemiskinan di masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin dituntut untuk inovatif, kreatif, dan responsif dalam menangani masalah ini.
Meskipun perubahan positif tidak langsung terlihat secara besar-besaran dalam waktu singkat, namun setiap langkah kecil menuju penurunan kemiskinan harus selalu diapresiasi.
“Karena itu pemimpin dituntut untuk inovatif, kreatif dan responsif. Inovasi Ganjar bisa dibaca dalam konteks ini, yakni ikhtiar untuk konsisten menurunkan angka kemiskinan. Walau tak langsung berdampak besar seketika, tetapi perubahan positif selalu harus menjadi ruang penuh harapan untuk berjuang,” pungkas Lucius.