JawaPos.com – Di era digital seperti sekarang ini, penyingkat URL atau URL shortener menjadi semakin dikenal masyarakat. Sebagai informasi, URL shortener adalah suatu teknik pada website yang membuat suatu laman situs dapat diakses dengan menggunakan URL yang sangat pendek selain alamat aslinya.
Tujuan dari dibuatnya URL shortener ini antara lain adalah untuk menghemat ruang, terutama dengan semakin populernya layanan mikroblog seperti Twitter yang memiliki keterbatasan jumlah huruf yang bisa dikirim, serta untuk melakukan analisis terhadap suatu pranala.
Contoh layanan penyingkatan URL yang terkenal antara lain adalah TinyURL, Bit.ly. Nggak kalah, sebetulnya Indonesia juga punya layanan atau platform penyedia URL shortener. Di Indonesia ada s.id yang bisa dipakai gratis oleh pengguna yang butuh penyingkat URL.
Namun sayangnya, pamor layanan lokal ini kurang terdengar, masih kalah dengan dua layanan lainnya yang berasal dari luar Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Jamalul Izza selalu Direktur Marketing s.id di Jakarta, Rabu (1/3).
Oleh karenanya, untuk meningkatkan awareness dan persaingan platform penyingkat URL shortener, s.id, pemain lokal ini sekarang gencar melakukan sosialisasi. “S.id saat ini gencar melakukan roadshow untuk mengejar dominasi Bit.ly dan pemain asing lainnya,” ujar Jamal di sela-sela seminar di Jakarta, Rabu (1/3).
Sebagai pemain lokal yang masih seumur jagung, performa s.id sebetulnya nggak jelek-jelek amat. Berdasarkan data internalnya tahun lalu, s.id sukses diakses lebih dari 700 juta pengguna sepanjang 2022 lalu. Untuk 2023 ini, Jamal pede manaikan targetnya sampai 100 persen.
“Tantangannya mengembangkan URL shortener lokal ini lantaran sejauh masih lebih kenal dua pendahulunya. Kita masih kalah, terus terang saja. Tapi itu yang coba kita kejar terus supaya masyarakat kenal, oh ada lho pemain lokal,” lanjut Jamal.
Sebagai pemain asli dalam negeri, Jamal menjamin bahwa pengguna URL shortener s.id mendapat benefit yang tidak didapat pengguna platform lainnya dari luar. Misal, ada beberapa fitur yang nggak ada di kompetitor, ada di s.id.
“Beberapa benefit yang kita tawarkan adalah bio link yang bisa lebih banyak, lebih banyak template dan tentunya gratis serta kecepatan akses yang lebih cepat,” terang mantan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ini.
Secara porsi, URL shortener di s.id dikatakan paling banyak masih digunakan untuk pendidikan seperti untuk tugas sekolah dan keperluan berbagi link lainnya. Event ada, tapi porsinya tak besar.
Menyambut tahun politik, Jamal juga tak menutup kemungkinan akan mendongkrak layanannya agar digunakan di Pemilu 2024 mendatang. “Lumayan, eksposure gratis,” selorohnya.
Di level korporasi juga masih demikian, masih berupaya untuk mendongkrak nama dulu. Sementara untuk tahun ini, yang ingin didongkrak adalah dari para pelaku bisnis khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM.
“Tahun ini mau menyasar lebih banyak UMKM supaya mereka bisa menggunakan short link ini untuk mendukung bisnis mereka. UMKM merupakan market yang cukup bagus untuk karena follower mereka dan visitor mereka lebih banyak. Inilah yang ingin kami perbanyak tahun ini,” tukas Jamal.