JawaPos.com – Lewis Hamilton telah menegaskan kembali bahwa dirinya akan terus berbicara menentang berbagai masalah. Pembalap Mercedes asal Inggris itu menyatakan menang di F1 bukanlah satu-satunya prioritasnya.
Hamilton telah menjadi salah satu pembalap F1 paling vokal selama beberapa tahun terakhir. Pembalap berusia 38 tahun itu menyuarakan pendapatnya tentang berbagai topik mulai dari rasisme, diskriminasi, dan perubahan iklim.
Dengan pensiunnya Sebastian Vettel pada akhir 2022, Hamilton adalah pembalap dengan suara paling menonjol di F1. Dia sering kali mengambil sikap ketika banyak pembalap lain tidak melakukannya.
Tindakan Hamilton telah menjadi topik hangat akhir-akhir ini dengan FIA melarang pembalap F1 membuat ‘pernyataan politik’ sebelum mengklarifikasi sikap mereka terhadapnya.
Berbicara di podcast F1 The Fast and the Curious, Hamilton menjelaskan bagaimana dia merasakan ‘tanggung jawab besar’ mengingat platformnya sebagai pembalap F1 terkemuka.
“Saya selalu mengatakan bahwa kita membutuhkan lebih banyak empati dan kasih sayang di dunia ini,” kata Hamilton, dilansir crash.net. “Kita semua adalah manusia dan ada semua hal yang ditantang oleh orang-orang di berbagai negara melalui pemerintah, orang-orang dengan pendapat, media sosial, semua hal yang berbeda ini.”
“Kami memiliki platform ini dan saya merasakan tanggung jawab yang sangat besar. Saya bukan hanya seorang pembalap Formula 1 dan saya tidak bisa begitu saja, Anda tahu, sukses dan menjalani hidup saya begitu saja. Ini adalah platform untuk memicu perubahan, memicu percakapan. Memicu percakapan yang tidak nyaman itu dan kemudian meminta pertanggungjawaban orang-orang yang senang dengan status quo di masa lalu, yang telah menekan orang dan membuat orang merasa tidak disertakan.”
Hamilton percaya F1 harus berbuat lebih banyak untuk menjadi lebih ‘beragam’ dan ‘begitu banyak hal yang berbeda’ serta perlu ‘ditantang’.
“Itu membuat saya frustrasi,” tambahnya. “Kita bisa melakukan perubahan dan saya ingin menjadi bagian dari orang yang merasa lebih dilibatkan. Olah raga kita, olah raga motor, olah raga atau bisnis apa pun seharusnya tidak dapat berlanjut dengan tidak beragam.”