JawaPos.com – Meski sudah mendapat Dana Desa dari pemerintah pusat, desa-desa di Jawa Tengah masih mendapat gelontoran anggaran dari Pemerintah Provinsi. Sejak 2013 total bantuan keuangan desa yang digulirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencapai Rp 8,4 triliun.
Bantuan keuangan itu merupakan wujud kepedulian pemerintah provinsi untuk mempercepat pembangunan infrastuktur di pedesaan.
Berdasarkan data rekapitulasi bantuan keuangan (bankeu) desa. Sejak tahun 2013 hingga tahun 2022, total Rp 6.744.345.463.000.
Rinciannya. Tahun 2013 sebanyak Rp 31,8 miliar, 2014 Rp 299,7 miliar, 2015 Rp349,37 miliar, 2016 Rp 85,4 miliar, 2017 Rp 492,63 miliar, dan 2018 Rp 674,3 miliar.
Jumlah bankeu desa pada periode kedua Ganjar Pranowo semakin meningkat. Tahun 2019 Rp 1,14 triliun, 2020 Rp 1,043 triliun, 2021 Rp 1,011 triliun, dan 2022 Rp 1,613 triliun.
Sedangkan pada 2023 akan digelontorkan bankeu senilai Rp1,7 triliun. Jika ditotal hingga akhir tahun ini maka bankeu akan mencapai Rp 8,4 triliun lebih.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Jateng Nur Kholis mengatakan, bankeu ini membantu desa untuk percepatan pembangunan.
Dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan desa, talud dan irigasi pertanian, kantor desa, sarana olahraga, alat kesenian dan lain sebagainya.
Anggaran tersebut juga berguna untuk membantu penanganan covid-19. “Saat itu 40 persen dana desa dari pusat digunakan untuk BLT. Nah dengan adanya Bankeu Sarpras dari provinsi, desa bisa membangun hingga tahun 2023 ini,” terangnya, di kompleks kantor Gubernur Jateng di Semarang, Selasa (28/2/2023).
Selain membantu pembangunan sarana dan prasarana desa, kata Kholis, bankeu juga meningkatkan gotong-royong. Karena dalam pembangunan diarahkan secara swakelola dengan padat karya.
“Diarahkan untuk menggunakan tenaga kerja dari warga miskin, dan tenaga ahli yang memang keahliannya sehingga bisa menjaga kualitas bangunan yang dibangun. Jadi kita memikirkan warga miskin tapi kualitas bangunan tetap harus terjaga,” terang dia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dana desa diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk pemerataan kemajuan Indonesia. Dengan dana desa tersebut, diharapkan desa-desa dapat maju dan berkembang.
“Pemerintah hanya memfasilitasi, pengguna dana desa yang bekerja. Saya titip pesan, tolong penggunaan dana desa benar-benar sesuai program, transparan, akuntabel dan bermanfaat. Tolong libatkan masyarakat dan buka ruang informasi publik seluas-luasnya agar masyarakat dapat ikut mengawasi,” katanya.