JawaPos.com – Tempe bukanlah bahan makanan yang asing bagi masyarakat Indonesia. Selain harganya yang terjangkau, tempe juga memiliki nilai protein yang tinggi dan dapat diolah menjadi ragam makanan.
Diungkapkan Pakar Gizi, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK, tempe memiliki manfaat yang baik untuk mencegah stunting. Sebab, kandungan protein, zat besi, dan kalsium pada tempe ternyata lebih tinggi dibanding daging sapi. Sehingga sangat baik dikonsumsi ibu hamil dan anak balita untuk mencegah stunting.
“Tempe bisa digunakan sebagai lauk saat makan makanan utama dan juga sebagai snack untuk memenuhi kebutuhan protein harian, yang kebutuhannya mencapai sekitar 60 gram per hari,” kata Fiastuti dilansir dari ANTARA, Selasa (28/2).
Dalam 100 gram tempe mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sedangkan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.
Selain itu, kandungan lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi. Itulah sebabnya, tempe disebut makanan super atau superfood asli Indonesia.
“Dengan gizi yang tinggi, tempe diproduksi dengan energi yang lebih rendah dan dijual lebih murah dibanding daging sapi di Indonesia,” kata Fiastuti.
Sementara itu, pakar tempe yakni Dr. Dra. Suliantari, MS mengungkapkan, guna menghilangkan rasa bosan saat memakan tempe, masyarakat dapat mencoba berbagai olahan lainnya, seperti keripik tempe yang mudah dikonsumsi. Tempe sendiri terbuat dari kacang kedelai dengan cara difermentasi. Makanan yang biasa dibungkus dengan daun pisang ini merupakan makanan yang murah namun bergizi.
Namun, meski membuat tempe merupakan satu hal yang mudah tapi harus diakui, memenuhi unsur higienis dan standar merupakan hal yang sulit. “Terutama menyangkut kebiasaan membuat tempe di Indonesia sendiri. Sejumlah produsen tempe di Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar mutu tempe internasional (codex). Codex tersebut lebih banyak mengadopsi ke SNI,” kata Suliantari.