JawaPos.com – PT PLN (Persero) menyediakan 45 ribu paving block dalam proyek pembangunan Taman Sains Teknologi Herbal dan Hultikultura (TSTH2) di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Paving block yang disediakan PLN berasal dari pemanfaatan limbah sisa pembakaran batu bara PLTU atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) untuk membangun jalan pedestrian seluas 786 meter persegi (m2) di area screen house dan green house proyek riset tersebut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pemanfaatan FABA ini merupakan bukti komitmen PLN menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). PLN mengolah sisa dari operasional pembangkit tidak hanya menjadi sampah tetapi juga menjadi katalis penggerak roda ekonomi masyarakat, salah satunya bahan baku pembangunan jalan, jembatan, dan paving block.
“Penyediaan dan pemasangan paving block dari FABA ini merupakan bentuk nyata PLN untuk terus memperkenalkan dan mengoptimalkan manfaat FABA sebagai resources yang luar biasa dan melimpah di Indonesia,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Senin (27/2).
Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan PLN juga berkomitmen terus meningkatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi dan bermanfaat untuk masyarakat. Sehingga dapat mendorong pembangunan infrastruktur serta ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, General Manager PLN Indonesia Power PLTU Labuan Angin, Andi Setiawan mengatakan, 45 ribu buah paving block yang disediakan PLN untuk pembangunan TSTH2 berasal dari PLTU Labuan Angin.
Menurut Andi, paving block hasil FABA ini memiliki kualitas tinggi dengan kuat tekan K200 dengan komposisi FABA berbanding semen 85:15 persen. Berdasarkan SNI 03-0691-1996, paving block minimal K170 mampu digunakan untuk peruntukan parkir kendaraan.
“Hal ini menunjukan mutu produk- produk yang berbahan FABA dari PLTU PLN tidak perlu diragukan lagi,” tutur Andi.
Andi memastikan, bahan baku dari FABA ini juga memiliki keunggulan dibandingkan bahan material lainnya, yakni lebih hemat dan ramah lingkungan. Karena itu, PLN akan terus mengintensifkan pemanfatan FABA yang bernilai guna tinggi untuk pembangunan infrastruktur dan kebutuhan masyarakat.
“Penggunaan FABA lebih ramah lingkungan karena akan mengurangi penggunaan pasir, semen dan lainnya dan juga lebih hemat,” tandas Andi.