Persemaian Mentawir dan Rencana Menjadikan IKN Kota Hijau
Dari 20 juta bibit yang dihasilkan Persemaian Mentawir per tahun, keragaman jenis tanaman hutan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) nantinya berasal. Banyak yang disemai di sana tanaman endemik Kalimantan yang sebagian sudah langka.
FERLYNDA PUTRI, Panajam Paser Utara
—
”INI,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), ”yang sulit dicari sekarang.” Di hadapannya, terhampar sekelompok bibit tanaman. ”Persemaian ini bisa dapat bibitnya, itu luar biasa,” lanjutnya.
Kamis (23/2) siang pekan lalu itu, Jokowi tengah berada di Persemaian Mentawir di kompleks wilayah IKN yang secara administratif berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Bibit tanaman yang membuatnya terkagum itu adalah sungkai atau jati sabrang.
”Kayunya kuning,” lanjut Jokowi tentang tanaman tersebut. ”Dulu yang memproduksinya (jadi bahan mebel, Red) perusahaannya Ligna.”
Sebelum terjun ke politik, Jokowi adalah pengusaha mebel di kota asalnya, Solo.
Latar belakang pendidikannya juga kehutanan di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Persemaian Mentawir dibangun di tengah pelukan hutan Kalimantan.
Area tersebut diproyeksikan menjadi tempat pembibitan berbagai jenis pohon. Di antaranya tanaman lokal Borneo.
Direncanakan, 20 juta bibit per tahun bakal dihasilkan dari Mentawir. Tanaman endemik Kalimantan yang ada di sana saat ini adalah meranti merah, meranti kuning, belangeran, kapur, ulin, tengkawang tungkul, gaharu, damar, dan nyatoh.
”Selain itu, ada tanaman buah yang juga ditanam. Ini untuk mengundang dan memberi makan satwa,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih yang ikut mendampingi presiden.
Tanaman buah yang dimaksud Dyah tersebut kemiri, durian, matoa, dan jengkol. Menteri LHK Siti Nurbaya yang juga berada di dalam rombongan presiden menyebutkan, pemerintah tengah berupaya membangun hutan hujan tropikal Kalimantan di kawasan IKN. Sebelumnya kawasan IKN merupakan area hutan tanaman industri (HTI) dengan satu jenis pohon atau homogen. ”Kelak hutan di kawasan IKN terdiri dari beragam jenis,” ujarnya.
Total luas Persemaian Mentawir 120 hektare. Per Kamis pekan lalu itu, baru kurang lebih 30 hektare saja yang digunakan dan baru 16 hektare di antaranya diplot untuk persemaian. Sisanya dibangun embung. Air dari embung inilah yang akan dimanfaatkan untuk sistem pengairan di persemaian.
Menurut Dyah, banyak bibit di Persemaian Mentawir yang merupakan cabutan dari alam Kalimantan. Ini disebabkan tanaman yang masih liar cukup banyak dan di sekitarnya terdapat bibit yang tumbuh.
Dengan membawa bibit cabutan, pertumbuhannya diharapkan bisa lebih cepat dan mudah. Tinggal membesarkan. ”Setelah cabutan akan diperlakukan khusus di sini sampai siap tanam kembali,” ujarnya.
Di antaranya bibit tanaman medang yang pada Kamis pekan lalu tampak dirawat Lina yang bekerja di persemaian tersebut. Transmigran asal Sulawesi Selatan itu membersihkan daun-daun di polybag kecil tempat ratusan bibit pohon medang ditanam. ”Nantinya kalau sudah siap tanam, akan dipindahkan ke tempat lain,” katanya.
Tak jauh dari Lina, ada Ansel Mus yang tengah membersihkan sampah daun di sekitar bibit pohon meranti yang sudah setinggi 20 cm. ”Kalau buat papan, meranti ini lebih baik daripada jati,” katanya kepada Jawa Pos.
Bibit tersebut baru saja dibuka tutup plastiknya setelah dicabut dari hutan. Menurut Ansel, itu dilakukan untuk menjaga tanaman tidak stres. ”Kalau mau bagus untuk papan, harus rajin pruning (pemangkasan) biar batangnya lurus,” imbuhnya.
Menghijaukan IKN dan Kalimantan, kata Siti, tidak bisa dilakukan pemerintah sendirian. Untuk itu, partisipasi swasta pun dibuka luas. ”Termasuk di Persemaian Mentawir ini,” katanya.
IKN memang memiliki konsep ramah lingkungan atau green city. Karena itu, perlu didukung adanya kawasan persemaian untuk menyuplai tanaman.
Penanaman bibit hasil dari Persemaian Mentawir di sekitar IKN akan dimulai bulan ini. Jokowi menambahkan, nuansa hijau itu bukan saja agar lebih menarik minat investor. Tapi sekaligus untuk memproteksi flora dan fauna.
”Di sini paling bagus kita bisa memproteksi orang utan dan bekantan. Saya juga minta kawasan sekitar Bendungan Sepaku dihutankan total. Sehingga nanti bisa jadi tempat wisata alam bagi masyarakat di Ibu Kota Nusantara,” tuturnya.