JawaPos,com- Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya berencana mengoperasikan angkutan pengumpan (feeder) mulai Rabu (1/3). DPRD Surabaya menilai dishub belum mengintegrasikan tarif angkutan pengumpan itu dengan Suroboyo Bus.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati mengatakan, kabar tersebut sudah disampaikan dishub ke komisi C. Semua persiapan pun sudah tuntas. Sebanyak 52 feeder akan melayani lima rute. Angkutan pengumpan itu akan melayani Suroboyo Bus dan bus Trans Semanggi Suroboyo. ”Kami sudah diberi tahu oleh dishub Rabu di-launching,” kata Aning kemarin (26/2).
Yang masih menjadi persoalan terkait dengan tarif. Aning berharap ada tarif yang terintegrasi antara feeder dan Suroboyo Bus. Karena sama-sama dibiayai melalui APBD. ”Kami berharap tarif feeder terintegrasi dengan Suroboyo Bus dalam durasi waktu tertentu,” ujarnya.
Dalam durasi waktu selama dua jam misalnya. Penumpang yang menaiki feeder tidak akan membayar dobel ketika beralih ke Suroboyo Bus. Sistem single trip payment akan memungkinkan penumpang untuk membayar cukup sekali jalan. ”Dengan begitu tidak akan memberatkan calon penumpang,” tutur Aning.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya Sukadar berharap dishub menepati janji untuk mempekerjakan sopir-sopir angkot sebagai kru feeder. Baik sebagai sopir, helper, ataupun petugas teknis lain sesuai dengan keahliannya. ”Karena sejak awal yang daftar itu kan sopir-sopir angkot yang terdampak operasional feeder,” ucapnya.
Yang dipekerjakan adalah sopir angkot yang rutenya beririsan dengan rute feeder. Sebab, ketika angkutan pengumpan itu beroperasi, mereka sudah pasti terdampak. Jika tetap menjadi sopir lin, jumlah penumpang pasti menurun drastis karena penumpang berlomba naik feeder. ”Nanti kita lihat saja. Kalau yang dipekerjakan lebih banyak dari luar (sopir angkot, Red), kami minta evaluasi,” tegas politikus PDIP itu.