JawaPos.com- Kawasan Tunjungan sudah ”hidup”. Tapi, bukan berarti tugas Pemkot Surabaya berhenti. Pakar perencanaan kota menyarankan perlunya pengembangan kawasan yang mendukung geliat Tunjungan. Termasuk mengoneksikan area tersebut dengan Kalimas.
Dikenal sebagai kawasan shopping street di zamannya, Jalan Tunjungan mengalami pasang surut. Tepatnya pada 1990-an. Perubahan gaya hidup masyarakat ke mal membuat Jalan Tunjungan sempat redup. Branding ulang pun dilakukan.
”Mengembalikan Tunjungan seperti jayanya memang susah. Yang cocok ya seperti sekarang,” kata pakar perencanaan kota dari Universitas Kristen Petra Benny Poerbantanue kemarin (26/2).
Pria yang menyandang ahli utama di organisasi profesi perencanaan kota Indonesia itu mengatakan, Tunjungan Romansa mampu membangkitkan kembali nama Tunjungan. Tentu konsepnya berbeda.
Jika dulu tempat shopping street, kini Tunjungan menjadi tempat nongkrong. Meski begitu, pemkot tetap harus membuatkan event yang acaranya khas hanya di Tunjungan. ”Cukup seminggu sekali,” ucapnya.
Event itu diperlukan untuk menciptakan nuansa khas Tunjungan. Selain itu, kawasan permukiman di sekitarnya harus dikembangkan. Misalnya, Kampung Ketandan dan Kebangsren. Menurut Benny, kampung tersebut memang memiliki sejarah. ”Tapi perlu dipoles atau branding. Sebab, banyak anak muda sekarang yang belum mengenalnya,” lanjutnya.
Dosen Prodi Arsitektur UK Petra itu menyampaikan, produk khas lokal kampung sekitar Tunjungan harus diangkat. Dengan begitu, masyarakat juga terkena dampaknya. Begitu juga Kalimas. ”Konektivitas transportasi umum perlu dikampanyekan. Harapannya, Wisata Perahu Kalimas reborn juga mendorong geliat di Tunjungan,” paparnya.