JawaPos.com – Dalam upaya untuk mendapatkan akses awal ke masa depan, Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi Korea Selatan (Korsel) mengumumkan pada hari Senin (20/2) waktu setempat bahwa negara tersebut siap untuk meluncurkan layanan jaringan seluler generasi keenam (6G) pada tahun 2028.
Penetapan peluncuran 6G ini jika sesuai target merupakan dua tahun lebih awal dari rencana awal. Melalui pengumuman ini, Korsel tampaknya sedang berusaha untuk menciptakan dominasi frekuensi nirkabel di tengah ketatnya persaingan teknologi serupa yang mana beberapa negara juga berlomba mengembangkannya.
Menurut Kementerian Sains dan TIK Korsel, pemerintah akan maju dengan debut layanan jaringan 6G di bawah rencana K-Network 2030 dengan mengamankan teknologi 6G tingkat atas. Ini juga akan mengembangkan jaringan seluler next-gen berbasis perangkat lunak dan mendukung rantai pasokan jaringan.
Dilansir dari Gizchina, Senin (27/2), pemerintah Korea Selatan juga akan mendukung produksi material, peralatan, dan komponen dalam negeri untuk teknologi 6G. Selain itu, ini akan memastikan pengembangan jaringan akses radio terbuka (atau RAN) yang kompatibel dengan semua perangkat seluler.
Ini akan memungkinkan operator seluler dan pemilik bisnis untuk menawarkan layanan yang fleksibel. Menurut Kementerian tersebut, studi kelayakan saat ini sedang dilakukan untuk inisiatif penelitian dan pengembangan teknologi inti 6G senilai 625,3 miliar won (USD 482 juta).
Untuk memenuhi permintaan akan komunikasi nirkabel yang lebih cepat dan latensi lebih rendah setelah perlombaan jaringan 5G, proyek lanjutan ini berharap dapat membantu negara tersebut untuk tetap berada di depan persaingan global untuk infrastruktur jaringan masa depan
Diketahui, Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan jaringan 5G. Tampaknya untuk jaringan 6G, negara tersebut akan melakukan hal yang sama. Menurut perusahaan analitik Jerman IPlytics, Korea Selatan adalah pengembang 5G terkemuka dengan sejumlah besar paten 5G di seluruh dunia.
Pada masa lalu, Amerika Serikat (AS) dan Eropa memiliki kendali penuh atas teknologi 4G. Tepat di belakang pemenang pasar lainnya yakni Tiongkok, yang memiliki 26,8 persen dari semua paten 5G tahun lalu, adalah negara terbesar keempat di Asia (Korea Selatan) dengan 25,9 persen.
Dalam pertempuran paten jaringan 6G yang akan datang, pemerintah Korea Selatan telah menyatakan bahwa mereka berharap untuk meningkatkan paten 6G menjadi 30 persen atau lebih tinggi.
Standar komunikasi seluler generasi keenam, atau jaringan 6G, juga dikenal sebagai sistem komunikasi seluler 6G. Pertumbuhan layanan jaringan ini sebagian besar akan berada di IoT (Internet of Things).
Sejauh ini, jaringan 6G masih terus dikembangkan. Jika dikaitkan dengan 5G, kapasitas transfer 6G mungkin 100 kali lebih besar. Selain itu, latensi jaringan dapat turun dari milidetik menjadi mikrodetik.