JawaPos.com – Nilai investasi yang akan ditanamkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara diperkirakan mencapai Rp 9,1 triliun.
“Jadi untuk nilai investasi di bidang infrastruktur diperhitungkan sekitar Rp 2,1 triliun, sementara untuk tenant (penyewa) sekitar Rp 7 triliun,” kata Direktur Pelaksana KEK Pariwisata Likupang Paquita Widjaja di Likupang, Sabtu (25/2).
Dia mengatakan pembangunan berbagai fasilitas di KEK Pariwisata Likupang dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2045. “Pengembangan kawasan ini berbasis ekoturisme, berbasis konservasi, tidak seperti hotel berbintang,” katanya.
Selain PT Minahasa Permai Resort Development (PT MPRD) yang menanamkan investasi di kawasan ini, ada juga investor lainnya, seperti Greenwoods, yang juga akan mengerjakan resor. “Sementara juga dilakukan penjajakan dengan Samudera Indonesia, mereka akan mengerjakan yacht and sailing club. Nah, mereka akan membangun di area B,” katanya.
Saat ini, ada investor yang sedang melaksanakan penanaman modalnya. Sedangkan investor lainnya bergerak di bidang telekomunikasi serta energi baru terbarukan.
“Tantangan terbesar adalah bagaimana menyeimbangkan antara tenant yang masuk supaya bisa mengikuti konsep ekoturisme itu sendiri,” ujarnya.
Konsep satu dengan alam, kata dia, menjadi sesuatu yang cocok karena memiliki geoposisi yang tepat pula seperti berada di tengah ‘wallace line, coral triangle, dan ring of fire‘.
“Sama seperti pariwisata pada umumnya, ada amenitas, atraksi, dan ada aksesibilitas, tapi di sini menyatu dengan alam,” ujarnya.
KEK Pariwisata Likupang ditetapkan pemerintah sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas bersama dengan Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.