JawaPos.com – Badan Penyuluhan dan Pengembanga Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen melahirkan trainer (pelatih) yang andal dalam mendampingi petani mengakses permodalan. Hal ini sejalan dengan semangat Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang mendorong petani untuk bisa lebih masif mengakses permodalan, utamanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam mengembangkan usahanya secara mandiri.
Terlebih, pemerintah menyediakan plafon KUR sebesar Rp 450 triliun atau meningkat 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 373 triliun. Khusus KUR sektor pertanian, ditargetkan bisa mencapai angka Rp 103 triliun, yang salah satu sasarannya adalah petani milenial.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, petani harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai, terlebih menyangkut keuangan. Pertanian modern memang membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi, yang bertujuan untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi.
“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Minggu (26/2).
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengungkapkan, Training of Trainer (ToT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bagi Calon Pelatih (Trainer) Keuangan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menjadi pelatih, serta pendamping ke petani milenial. Hal ini dengan mengimplementasikan cara membuat proposal yang baik agar dapat mengakses permodalan, utamanya KUR.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) mencanangkan program bagi regenerasi petani melalui YESS. Langkah ini bertujuan untuk mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas, maupun kompetensi dalam mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
“Sebagai pendamping untuk petani, harus mampu membantu dalam hal manajerial usaha dan membantu dalam akses permodalan, utamanya KUR,” pungkasnya.