JawaPos.com – Wacana pemilihan umum presiden (pilpres) dengan dua pasangan calon mulai bergulir. Hal itu dipantik pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka peluang PDIP berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
KIB beranggota Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan. KKIR merupakan koalisi yang terdiri atas Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Menyikapi pernyataan tersebut, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Alhabsy menegaskan bahwa koalisi besar tidak akan menjadi ancaman bagi mereka jika menjadi lawan. PKS saat ini sudah berkoalisi dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Yang terpenting, jika head-to-head, pilpres harus tetap diselenggarakan dengan suasana gembira. ”Kita hadapi dengan suasana enjoy berkeluarga,” ujarnya dalam rakernas PKS di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin (24/2).
Meski demikian, hingga saat ini PKS berharap pilpres bisa diikuti lebih dari dua pasangan calon presiden. ”Kalau bisa tiga pasang,” tuturnya. Dengan tiga pasang, situasi politik relatif lebih cair dan gesekan polarisasi tidak terlampau keras.
PKS dalam musyawarah majelis syura pada Kamis (23/2) telah resmi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Aboe mengungkapkan, PR-nya tinggal menetapkan nama wakilnya. Saat ini nama wakil masih digodok. ”Biarkan tim kecil berdiskusi terus,” jelasnya.
Dalam rakernas PKS itu, Anies Baswedan juga diundang. Dalam paparannya, Anies menegaskan komitmen untuk berjuang bersama. ”Insya Allah, kemenangan diantarkan kepada kita,” kata Anies dalam sambutannya.