JawaPos.com- Proyek pembangunan smelter dan pengoperasian PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, bakal menggandeng BUMD. Kemarin (24/2) siang, PTFI menandatangani kerjasama dengan Perumda Giri Tirta untuk suplai air di kawasan tersebut.
Dari total 600 liter per detik (lpd) untuk kebutuhan di PTFI, Perumda Giri Tirta akan menyuplai air sebesar 150 lpd. Angka ini sangat besar. Jika dikonversikan selama 24 jam nonstop, maka mencapai 12.960.000 liter per hari atau 388,8 juta liter (388,8 ribu meter kubik) per bulan.
Tentu, itu menjadi angin segar bagi badan usaha milik Pemkab Gresik yang dulu bernama PDAM tersebut. Mendapat pelanggan superjumbo. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, keberadaan smelter PTFI itu memang perlu ada sinergisitas lintas sektor.
Bupati Fandi Akhmad Yani berharap BUMD Gresik maupun para pengusaha daerah bisa menjadi lokomotif dalam pembangunan di KEK tersebut. Untuk mendukung pengoperasian KEK itu, pemkab pun sudah menyiapkan sumber air dari dua sistem penyedia air minum (SPAM). Yakni, Bendung Gerak Sembayat (BGS) dan Umbulan. ’’Ini sudah berprogres di KEK. Terutama Freeport,’’ ucapnya.
Yani, sapaan Bupati Fandi Akhmad Yani, menyebutkan, Perumda Giri Tirta bakal menyuplai 200 lpd ke KEK. Dengan perincian, 50 lpd untuk kawasan area KEK dan 150 lpd khusus untuk smelter PTFI.
’’Mudah-mudahan, lima tahun lagi bisa menyumbang PAD puluhan miliar. Ini merupakan implementasi dari arahan presiden di mana ada multiplier effect untuk KEK,’’ jelasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyatakan, pihaknya selalu menyampaikan bahwa tidak ada satu perusahaan yang berhasil di tengah masyarakat yang gagal. Karena itu, perusahaan dan masyarakat harus tumbuh bersama. Dalam hal tersebut, PTFI mengajak Perumda Giri Tirta untuk menjadi bagian dalam pengoperasian smelter.
Kebutuhan air saat pengoperasian Mei 2024 nanti mencapai 600 lpd. Dari jumlah itu, 450 lpd akan disuplai dari proses desalinasi air laut dan 150 lpd dari Perumda Giri Tirta. ’’Ini kami sudah melihat, sudah evaluasi kenapa kami mau MoU dengan BUMD karena ada kepercayaan. Saya kira ini adalah hal yang bagus untuk menunjang pengoperasian nanti,’’ ujarnya.
Dirut Perumda Giri Tirta Kurnia Suryandi menambahkan, untuk menyuplai air ke smelter PTFI di KEK tersebut dibutuhkan investasi sebesar Rp 200 miliar–Rp 250 miliar. Karena itu, pihaknya menggandeng investor untuk berkerja sama.
Dana itu untuk membangun jaringan pipa sepanjang 17 kilometer. Khusus di KEK akan memiliki pipa sepanjang 2,7 kilometer. ’’Nanti kami tarik investor untuk pembiayaannya,’’ tutupnya.