JawaPos.com- Kala hujan tidak mengguyur, tinggi muka air (TMA) Kali Lamong, Gresik, mulai menurun. Banjir yang merendam desa-desa di sejumlah kecamatan sejak Senin (20/2) lalu pun berangsur-angsur surut. Namun demikian, BPBD menyatakan, saat ini status Kali Lamong masih siaga merah.
Berdasar prediksi BMKG, cuaca ekstrem masih akan melanda Jawa Timur selama sepekan ke depan. Cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi sejak Sabtu (25/2) hingga 3 Maret mendatang. ’’Potensi cuaca ekstrem itu didasarkan pada analisa kondisi iklim yang masih pada puncak musim hujan,’’ kataT Taufik Hermawan, kepala Stasiun BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, dalam keterangannya kemarin.
Peningkatan hujan dengan intensitas tinggi karena aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin.’’Potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi. Untuk itu, masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,’’ kata Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Sidoarjo Teguh Tri Susanto.
Sementara itu, dilansir dari website BPBD Gresik, kemarin (24/2), sekitar pukul 02.00 WIB, tanggul Kali Lamong kembali jebol. Kali ini, lokasinya di Desa Jono, Kecamatan Cerme. Panjang tanggul jebol itu sekitar 10 Meter. Akibatnya, luapan air Kali Lamong merendam ratusan hektare tambak di Desa Tambakberas, Desa Jono, dan Desa Pandu.
Tidak hanya areal tambak, tanggul jebol itu juga menyebabkan tergenangnya pemukiman warga di Desa Tambakberas dan Desa Jono. Beberapa warga pun terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi. Jalan poros desa (JPD) yang menghubungkan Desa Jono dengan Desa Pandu juga tergenang cukup dalam.
Di Desa Tambakberas, tanggul jebol itu menyebabkan pemukiman warga Dusun Segunting tergenang cukup dalam. Jebolnya tanggul tersebut mendapat perhatian dari Bupati Fandi Akhmad Yani. Dia langsung mengunjungi Desa Jono. Alat berat pun didatangkan untuk memperbaiki.
Ketinggian banjir di Desa Jono kemarin, berkisar antara 20-40 sentimeter pada titik terdalam. Ketinggian banjir masih memungkinkan terjadi peningkatan sehubungan tinggi muka air Kali Lamong. Sebelumnya, tanggul anak Kali Lamong di Desa Beton, Menganti, juga sempat jebol dua kali sebelum akhirnya diperbaiki.
Tidak hanya terus waspada terhadap aliran Kali Lamong dan anak sungainya. Selasa (21/2) lalu, dua tanggul dari aliaran Kali Brantas di Mojosarirejo, Kecamatan Driyorejo, juga jebol. Akibatnya, air kali meluber ke pemukiman warga dengan ketinggian hingga mencapai 1 meter.
Namun, banjir di kawasan itu tidak berlangsung lama. Tak seperti luapan Kali Lamong saat ini. ”Tahun ini banjir terparah dibandingkan sebelum-sebelumnya,” kata Haji Alen, salah seorang warga Pranti, Kecamatan Menganti. Dia seorang pemilik tambak besar. Banjir Kali Lamong pun membuat usahanya tak jadi untung, melainkan buntung.