JawaPos.com–Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian penuh kepada para siswa yang diduga menjadi korban pencabulan di salah satu madrasah ibtidaiyah (MI) di Kota Surabaya.
”Pendampingan bagi korban dan orang tua pada proses berita acara pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surabaya Nanik Sukristina seperti dilansir dari Antara di Surabaya.
Dugaan kasus pencabulan itu diketahui setelah sejumlah orang tua korban melapor ke Polrestabes Surabaya pada Kamis (16/2). Nanik menyatakan, seluruh korban sudah mendapat pendampingan psikologis dari psikolog DP3AP2KB dan Dinas Kesehatan.
Selain memberikan pendampingan kepada para korban, Nanik menyebut, pemkot melalui puskesmas juga melakukan penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan seks kepada seluruh siswa di MI tersebut.
”Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada 22 Februari oleh Puskesmas Gading Surabaya,” ujar Nanik.
Nanik mengungkapkan, kondisi psikologi siswa yang diduga menjadi korban pelecehan dalam kondisi stabil. Bahkan, siswa itu bisa bercerita dan tidak menarik diri dari lingkungan serta tetap bersekolah.
”Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban, serta kepala sekolah, guru-guru dan wali murid mendukung,” terang Nanik.
Meski demikian, Nanik yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya itu memastikan, pemkot akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para korban.
”Tetap dilakukan pendampingan dan pemantauan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan DP3AP2KB,” tutur Nanik.