JawaPos.com – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas Tanjungpinang menangani 38 kasus kecelakaan laut sepanjang 2022. Umumnya korban dalam kecelakaan itu adalah kapal pengangkut nelayan dan pekerja migran Indonesia (PMI).
“Selain kecelakaan kapal, ada juga penanganan banjir hingga kebakaran kapal,” kata Riyadi, kepala Basarnas Tanjungpinang yang dilansir Antara, Jumat (24/3).
Riyadi menyebut, korban kecelakaan kapal di laut dengan rata-rata para nelayan. Lokasi kecelakaannya di perairan Tanjungpinang, Batam, Lingga dan Karimun. Kecelakaan itu kapal nelayan itu dipicu kehabisan bahan bakar, cuaca buruk, kapal tenggelam hingga terjatuh dari kapal.
Menurut dia, dari 38 kasus yang ditangani Basarnas Tanjungpinang, total korban yang berhasil diselamatkan sebanyak 142 orang. Korban yang meninggal dunia sebanyak 37 orang, dan korban yang belum ditemukan hanya 2 orang.
“Kejadian yang paling banyak menelan korban, yaitu kecelakaan kapal pengangkut Pekerja Migran Indonesia atau PMI di perairan Batam, mencapai puluhan orang,” terangnya.
Jika dibandingkan dengan 2021, perbedaan jumlah kasus kecelakaan laut yang ditangani Basarnas Tanjungpinang tidak berbeda jauh. Namun, korban yang berhasil diselamatkan meningkat.
Sementara itu, pada awal 2023 belum ada kejadian kecelakaan laut di perairan setempat. Riyadi berharap tak ada lagi kecelaaan kapal laut. Apalagi sampai memakan korban jiwa.
Maka itu, imbauan mengingatkan semua operator kapal, masyarakat jasa laut hingga nelayan agar memantau perkembangan cuaca terbaru yang dirilis BMKG maupun BPBD sebelum melakukan aktivitas di laut.
“Apalagi belakangan ini cuaca tengah ekstrem memicu gelombang tinggi. Masyarakat harus lebih berhati-hati guna terhindar dari kecelakaan laut,” katanya menegaskan.