JawaPos.com–Tahun lalu, panjang jalan di Surabaya total ada 1699.950 kilometer. Sementara jalan yang dalam kondisi baik di Surabaya baru mencapai 1692.194 kilometer.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Lilik Arijanto menjelaskan, ada dua cara yang dilakukan DSDABM dalam menjaga jalan di Surabaya supaya tetap prima. Yakni, dengan overlay dan tambal sulam.

”Untuk proses tambal sulam, biasanya DSDABM menerima laporan dari warga, atau pengguna jalan yang melaporkan melalui akun sosial media Sapa Warga, Call Center 112, termasuk surat laporan yang dikirimkan ke kantor DSDABM secara langsung,” ujar Lilik.

Selain itu, lanjut dia, ada juga yang melaporkan kondisi jalan rusak itu melalui akun sosmed. ”Kami kelompokan untuk pelaksanaan perlu dilakukan tambal jalan atau overlay. Secepat mungkin 1×24 jam pasti kami selesaikan,” terang Lilik.

Dalam pemeliharaan jalan tambal sulam, DSDABM memiliki 9 grup yang setiap hari menangani penambalan jalan berlubang di Surabaya. Tidak hanya itu, DSDABM juga memiliki 2 grup yang bertugas untuk membenahi jalan skala besar (overlay).

Pada 2023, lanjut Lilik, akan menambah satu tim overlay untuk mempercepat perbaikan jalan di Kota Pahlawan. ”Jadi di tahun ini, kami memiliki total 3 grup overlay yang mengerjakan jalan skala besar, jadi ada penambahan alat berat finisher juga untuk menjaga kemantapan jalan,” lanjut Lilik.

Tak hanya itu, untuk menjaga kemantapan jalan di Surabaya terus melakukan respons cepat ketika ada laporan di lapangan. Baik laporan melalui sosial media maupun berkirim surat secara langsung.

”Kita berharap aduan yang masuk ke kami dapat segera kami atasi, yang paling penting memperbaiki kinerja, durasi pengerjaan dan pengamatan jalan di setia jalan akan terus ditingkatkan agar laporan jalan rusak ke depannya juga semakin sedikit,” jelas Lilik.

Terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, panjang jalan dalam kondisi baik semakin meningkat. Semakin baiknya kondisi panjang jalan di Surabaya berkat kerja sama antara RT, RW, dan LPMK, yang memberikan masukan.

”Karena pemerintah tidak bisa menjadi sempurna. Tapi yang perlu diingat, ketika ada jalan yang di dalam perumahan atau rumah, yang salurannya hanya 20 sentimeter, kami minta untuk mengubah jadi 60 sentimeter,” kata Eri.

Eri tak ingin warga Surabaya mementingkan diri sendiri dalam membangun kota. Namun, dia ingin dalam membangun kota dengan cara gotong royong, sehingga guyub rukun.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi menyebutkan, pada 2023, pihaknya ingin menguatkan RT, RW, LPMK, agar jalan di Surabaya selalu dalam kondisi baik. Oleh karena itu, melalui grup forum Forkopimcam akan menyampaikan, setiap warga wajib membuat saluran.

”Nah nanti setiap warga kami minta untuk membuat saluran, tapi juga kami bantu dengan anggaran kita. Sehingga ke depannya warga itu akan ada rasa memiliki,” tutur Eri.

By admin