JawaPos.com – Target Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya yang berencana mengoperasikan 52 feeder akhir Februari berpotensi meleset. Sebab, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kapan beroperasinya angkutan pengumpan transportasi publik itu.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya Sukadar mengatakan, sampai saat ini belum ada informasi terkait kepastian waktu operasional. Padahal, dalam rapat awal bulan, dishub menjanjikan operasional mulai pekan ketiga Februari.
’’Sampai sekarang belum ada kabar,’’ kata Sukadar Rabu (22/2).
Menurut dia, operasional feeder punya dua kendala. Pertama, terkait rekrutmen kru yang belum beres. Jumlah kebutuhan sebanyak 208 orang. Mereka akan bertugas sebagai sopir, helper, dan tenaga teknis lainnya. Nah, sejauh ini jumlah pendaftar mencapai 480 orang.
Artinya, akan ada 272 orang yang harus tersisih. ’’Ini sangat dilematis. Sebab, yang mendaftar itu adalah sopir-sopir angkot yang terdampak operasional feeder,’’ ujar Sukadar.
Di sisi lain, DPRD mendesak dishub agar mempekerjakan sopir angkot yang rutenya beririsan dengan rute feeder. Sebab, ketika angkutan pengumpan itu beroperasi, mereka sudah pasti terdampak. Jumlah penumpang pasti turun drastis karena orang-orang memilih naik feeder daripada angkutan kota.
Kendala kedua, feeder belum memiliki STNK. Itu berkaitan dengan perubahan pelat dasar hitam menjadi kuning. ’’Perkiraan saya akan mundur seminggu. Sepertinya (beroperasi, Red) awal Maret,’’ ucap politikus PDIP itu.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma mengungkapkan bahwa feeder sebetulnya direncanakan mulai beroperasi pada 15 Februari lalu. Tapi, rencana itu tidak terealisasi sampai sekarang. Pemicunya, sejumlah alasan teknis. ’’Salah satunya, STNK belum selesai dicetak,’’ bebernya.