JawaPos.com – Hadi dilaporkan istrinya, Indah, karena hilang kontak. Sudah lewat jam istirahat siang, Hadi tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Pria yang bekerja di perusahaan ekspedisi peti kemas di kawasan Osowilangun itu bak barang gaib.
’’Suami saya hilang, Pak. Pamitnya tadi kerja. Tapi, sampai sekarang belum balik. Terakhir terlihat oleh temannya waktu jam istirahat, tapi jam masuk kerja tidak kelihatan lagi,’’ kata Indah saat menghubungi Command Center 112.
Petugas CC 112 Effendi Gunawan berupaya menenangkan Indah. Suara Indah sudah bergetar, menahan tangis. Effendi pun meminta agar dia menghubungi rekan Hadi.
’’Ternyata pelapor menghubungi HP suaminya, tapi malah temannya yang mengangkat. Teman-teman Hadi juga sudah berupaya mencari, tapi tidak ketemu,’’ katanya.
Dugaan Hadi menghilang semakin kuat karena seluruh barangnya ditinggal. Motor hingga jaketnya masih lengkap. Bahkan, HP-nya juga tertinggal di pos perusahaan karena sedang di-charge.
’’Langsung kami buatkan laporan orang hilang agar segera ditindaklanjuti. Data suami Bu Indah sudah kami catat. Termasuk meminta foto. Kami meminta Bu Indah untuk melaporkan perkembangan situasinya juga,’’ kata Effendi.
Tak sampai setengah jam, Indah kembali melapor ke petugas. Namun, perempuan itu malah cekikikan. Berbeda saat lapor pertama yang sengau karena menahan pilu.
’’Ternyata, suaminya sudah ketemu. Tidak jadi hilang seperti dilaporkan sebelumnya,’’ kata Effendi.
Hadi ditemukan berada di dalam peti kemas. Usut punya usut, Hadi saat itu sedang bongkar muat spring bed.
Panas yang terik membuat dia merasa lelah dan pusing. Namun, dia tetap sekuat tenaga menuntaskan muat kasur ke kontainer itu. Setelah selesai, niat hati Hadi ingin rebahan sebentar di tumpukan spring bed empuk yang ada di kontainer. Mengurangi capek dan kepala yang sudah cenat-cenut.
’’Nah karena muatan sudah selesai dimasukkan, rekan Pak Hadi langsung menutup kontainer itu. Pak Hadi yang sudah posisi wenak di atas spring bed itu tetap pulas tertidur, nggak sadar kalau kontainer dikunci,’’ kata Effendi.
Trailer pun berangkat menuju lokasi pengiriman. Hawa yang panas membuat Hadi kegerahan dan gobyos. Begitu melek, semua gelap. Dia sadar kalau peti kemas sudah di jalan menuju lokasi pengiriman.
Sekuat tenaga dia menggedor dan berteriak dari dalam. Namun, suara kontainer yang glodakan itu terlalu kencang sehingga teriakan Hadi hanya terdengar samar-samar. Sopir pun menganggap suara tersebut hanya guncangan kontainer saat melewati jalan yang tidak rata. Trailer itu gas pol terus hingga ke tujuan akhir. ’’Akhirnya, kontainer itu tiba di gudang kawasan Jalan Lingkar Timur, Sidoarjo. Pas buka pintu peti kemas, orang-orang yang ada di sana sontak kaget. Katanya ada orang yang kumel, basah karena keringat terduduk diam di dalam kontainer,’’ kata Effendi.
Dengan muka yang sudah pucat, Hadi segera dibopong turun. Dia dehidrasi. Orang-orang segera memberinya minum. Juga menyampaikan kabar bahwa paket sudah tiba di Sidoarjo plus Hadi yang terjebak di dalamnya.