JawaPos.com – Babak final four Proliga 2023 dimulai hari ini di GOR Tri Dharma, Gresik. Di sektor putra, dua tim baru, yaitu Jakarta STIN BIN dan Jakarta Bhayangkara Presisi, akan berhadapan.
Saat babak penyisihan, Bhayangkara unggul dulu dengan skor 3-1 di putaran pertama. STIN BIN membalas 3-0 di putaran kedua.
Secara agregat set, STIN BIN lebih unggul. Selain itu, Farhan Halim dkk berhasil finis di atas Bhayangkara saat babak penyisihan.
STIN BIN berada di posisi kedua dengan 33 poin, sedangkan Bhayangkara berada di posisi ketiga dengan 31 poin.
Meski begitu, menurut asisten pelatih STIN BIN Agus Jumaedi, segala hasil babak penyisihan belum bisa jadi acuan. Sebab, setiap tim yang berlaga di semifinal punya kans yang sama besar.
Termasuk Samator yang berada di peringkat keempat dan hanya mengantongi 22 poin. ”Kita tidak tahu kalau mereka (Samator, Red) punya jurus baru,” kata Agus kepada Jawa Pos.
Asisten Manajer Samator Hadi Sampurno mengakui timnya memang terseok-seok saat babak penyisihan. Apalagi, musim ini hanya tersisa dua pemain inti. Yaitu, Rivan Nurmulki dan Agil Angga Anggara.
”Jadi, sebenarnya sebuah keajaiban bagi Samator bisa lolos final four,” tutur Hadi saat konferensi pers menjelang final four kemarin (22/2).
Namun, Hadi berharap Samator tidak hanya jadi penggembira di babak final four. Bukan tidak mungkin tim juara Proliga tujuh kali itu bisa membuat kejutan.
”Lolos final four adalah keajaiban pertama. Sekarang kami berusaha menciptakan keajaiban kedua (lolos grand final, Red),” ujar Hadi.
Samator baru akan memainkan laga pertama babak final four pada Jumat (24/2) melawan Jakarta LavAni Allo Bank. Setelah itu, mereka bertemu Jakarta STIN BIN pada Sabtu (25/2).
Gunakan Video Challenge
Sentuhan teknologi tersaji di babak final four Proliga 2023. Nanti final four mulai hari ini menggunakan video challenge. Direktur Proliga Hanny S. Surkatty menyebut bahwa video challenge digunakan untuk meminimalkan kesalahan wasit.
Tim yang tidak sepakat dengan keputusan wasit bisa mengajukan challenge.
”Sekarang ini kecepatan bola sulit sekali dijangkau dengan mata biasa. Karena itu, kami pakai video challenge,” kata Hanny. ”Ini kali pertama di Indonesia menggunakan sesuatu seperti ini,” imbuhnya.
Nanti tiap tim hanya diperbolehkan mengajukan dua kali video challenge setiap set. Jika challenge itu terbukti benar, jatah tersebut tidak akan berkurang.
”Tapi kalau salah (sekali, Red), kesempatan tinggal sekali. Kalau kedua salah, kesempatan habis,” ujar Hanny.