JawaPos.com – Kaspersky meluncurkan platform baru yang disebut sebagai Extended Detection and Response (XDR). Platform terbaru perusahaan keamanan siber global ini diklaim hadir untuk memitigasi ancaman merugikan dari ransomware yang ditargetkan untuk para pelaku bisnis di Indonesia.
Ransomware atau malware yang mengunci perangkat atau file terus berkembang dalam kualitas dan kuantitas tertentu. Tahun lalu, perusahaan keamanan dunia maya ini mencatat peningkatan hampir dua kali lipat (181 persen) dalam ransomware yang ditemui setiap hari, yang berarti 9.500 file terenkripsi per hari secara global.
Pelaku di balik serangan ini juga terus mempertajam taktik dan alat mereka untuk menyukseskan aksinya. Kembali pada tahun 2020, Kaspersky membunyikan alarm terhadap Ransomware 2.0. Serangan ini dikatakan sangat ditargetkan dan menggunakan “taktik tekanan” untuk meminta tebusan yang lebih tinggi dan meningkatkan dampak hingga risiko reputasi.
Dua tahun setelahnya, Kaspersky mengaku melihat munculnya kelompok ransomware tertarget yang menambahkan mode pemerasan lainnya baik dengan menjual kembali data atau file yang telah mereka retas, melakukan serangan DDoS terhadap korban atau pelanggan korban, atau menggunakan data yang sama untuk melakukan tindak lanjut serangan seperti phishing yang ditargetkan. Mereka dijuluki sebagai Ransomware 3.0.
Untuk Asia Tenggara (SEA), data terbaru dari Kaspersky mengungkapkan Lockbit adalah ransomware tertarget paling produktif yang menyerang 115 bisnis unik di wilayah tersebut. Perusahaan ini adalah pengguna solusi B2B Kaspersky, karenanya insiden ini digagalkan.
Grup ransomware Lockbit, yang juga merupakan penyedia ransomware-as-a-service, telah berhasil menargetkan perusahaan-perusahaan besar secara global dan di Asia Tenggara termasuk penyedia layanan TI utama diduga sejumlah USD 50 juta diminta sebagai tebusan, sebuah sekolah swasta di Malaysia, dan sebuah produsen makanan di Singapura.
Ransomware yang dibuat oleh grup terkenal ini digunakan untuk serangan yang sangat bertarget terhadap perusahaan dan organisasi lain yang diperbarui secara berkala, dan sekarang dalam versi Lockbit 3.0.
“Aktor berbahaya, seperti grup ransomware Lockbit, menginvestasikan banyak waktu dalam pengumpulan intelijen di muka untuk menentukan siapa yang akan mereka targetkan, bagaimana metode dan waktu serangan yang optimal. Tingkat pra-perencanaan ini membuat serangan lebih canggih dan karenanya lebih sulit ditangkap,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Untuk membantu tim keamanan perusahaan yang membutuhkan tenaga lebih banyak, Kaspersky menggabungkan beberapa alat keamanan sekaligus ke dalam platform deteksi dan respons insiden keamanan terpadu yang koheren yakni Kaspersky (XDR) tadi.
Platform baru ini konon bisa memberikan perlindungan multi-lapisan untuk perusahaan, serta kemampuan berburu ancaman untuk Pusat Operasi Keamanan (SOC) yang sudah ada.
Kaspersky XDR juga menjanjikan kemampuan beradaptasi untuk semua bentuk dan ukuran organisasi.
Platform yang mudah digunakan ini juga diperkaya dengan data intelijen ancaman yang dapat dipercaya dari KSN (Kaspersky Security Network) untuk kemampuan deteksi yang lebih baik. Ini adalah platform teknologi keamanan berlapis-lapis dalam bentuk solusi dan layanan pakar keamanan siber dan menggunakan pendekatan proaktif untuk mengkoordinasikan alat keamanan silo ke dalam platform deteksi dan respons ancaman keamanan koheren dan terpadu.