JawaPos.com- Imbas Kali Lamong meluap juga membuat kepadatan parah. Terutama di kawasan Boboh-Morowudi, Kecamatan Menganti. Kamis (23/2) pagi, arus lali lintas di akses vital tersebut begitu crowded. Maklum, air masih menggenangi jalan. Ketinggian sekitar setengah ban sepeda motor.
‘’Sebaiknya hindari melintas di Boboh-Morowudi. Cari jalan alternatif saja karena ketinggian air masih cukup tinggi. Sudah sekitar 50 sentimeter,’’ kata Su’udin, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Pemkab Gresik, Rabu (23/2) siang.
Dia mengungkapkan, sejak pagi petugas dishub sudah berupaya menghalau agar kendaraan-kendaraan besar untuk melintas tol KLBM saja. ‘’Jangan nekat. Mobil-mobil pun berpotensi terendam kalau memaksakan diri melewati Boboh-Morowudi itu,’’ tegasnya.
Seperti diberitakan, sampai hari ini masih banyak titik yang terdampak luapan Kali Lamong. Terutama di wilayah Kecamatan Cerme dan Menganti. Ribuan warga terdampak membutuhkan bantuan. Satu di antara yang terusir dari rumahnya imbas banjir Kali Lamong adalah warga Desa Bringkang, Kecamatan Menganti.
Ada cukup banyak kepala keluarga (KK) mengungsi dan membutuhkan bantuan permakanan. ‘’Warga mengungsi di Balai RW. Ada ribuan orang yang terdampak,’’ kata Kepala Desa Bringkang Khusnul Hadi dihubungi Jawa Pos Kamis (23/2) pagi.
Tidak hanya Bringkang. Beberapa desa lain di Kecamatan Menganti yang warganya masih harus berkutat dengan genangan air adalah Boboh, Mojotengah, Pranti, Putatlor, Gadingwatu, Pranti, Mojotengah, Gadingwatu, Hendrosari, Beton, Hendrosari, dan Boteng.
Anggota DPRD Gresik asal Menganti Abdullah Hamdi turut prihatin dengan musibah ini. Dia berharap, seluruh warga yang terdampak terpenuhi kebutuhan makan, tempat istirahat, air bersih, MCK dan tempat ibadah. ‘’Butuh bantuan logistik seperti selimut dan sejenisnya,’’ ujarnya, Kamis (23/2) pagi.
Setelah banjir surut, lanjut Hamdi, pihaknya berharap pemerintah segera melakukan pendataan. Mulai rumah, lahan pertanian atau tambak untuk melihat dampak banjir Kali Lamong. ‘’Seletah itu, cari cara bagaimana membantu kesusahan warga dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan,’’ ungkap anggota dari PKB itu.
Selain di wilayah Kecamatan Menganti, banjir juga masih menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Cerme. ‘’Morowudi, Dungus, Iker-iker, Guranganyar, Pandu, dan Jono,’’ kata Camat Cerme Umar Hasyim dihubungi Selasa (23/2) pagi. Hanya, warga masih bertahan di rumah masing-masing. Mereka tidak mengungsi.
Sejauh ini, banjir Kali Lamong masih menjadi momok bagi warga Gresik yang tinggal di sekitarnya. Sudah bertahun-tahun. Beberapa kali dilakukan upaya normalisasi, toh masih meluap juga. Bahkan, kali ini di beberapa titik debit banjir dirasakan lebih besar.
Tidak hanya Kali Lamong. Banjir besar juga sempat menerjang wilayah Kecamatan Driyorejo pada Selasa (21/2) malam. Volume Bengawan Solo yang meninggi, belakangan juga membuat warga di daerah aliran sungai (DAS) itu tersaput cemas dan waswas.