JawaPos.com–Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam langkah Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang menetapkan batas atas pembelian gabah dan beras. Menurut PSI keputusan Bapanas bentuk ketidakadilan yang diderita petani Indonesia.
”Ini keputusan yang tidak adil. Bapanas menaikkan batas atas penjualan beras tapi tidak menaikkan batas bawah pembelian gabah. Petani dikalahkan,” ujar Wasekjen DPP PSI Nanang Priyo Utomo.
Nanang menyoroti langkah Bapanas yang tidak melibatkan petani dalam perumusan keputusan tersebut. Bapanas hanya mengundang asosiasi pengusaha beras dan korporasi pangan tanpa melibatkan petani.
”Maunya apa? bicara harga beras yang diundang cuma pengusaha beras dan pabrik makanan. Petani tidak dilibatkan sama sekali,” tambah Nanang.
Sebelumnya, Bapanas menetapkan batas atas penjualan beras naik 9 persen lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020. Sementara itu, untuk batas pembelian gabah tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020 alias tidak ada kenaikan.
”Bagaimana bisa pengusaha beras diberi kenaikan 8-9 persen tapi petani tidak diberi kenaikan. Kalau caranya begini Bapanas terkesan pro pengusaha tidak pro petani,” ujar Nanang.
Nanang juga mempertanyakan perumusan harga yang tidak melibatkan petani. Bapanas dalam rapat tersebut hanya mengundang Perum Bulog, Satgas Pangan Polri, PT Food Station Tjipinang Jaya, Perkumpulan Penggilingan dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), PT Wilmar Padi Indonesia, PT Surya Pangan Semesta, PT Buyung Poetra Sembada Tbk, PT Belitang Panen Raya, dan Menata Citra Selaras.
”Benar-benar ironis. Bapanas rapat mengumpulkan pengusaha beras dan pangan tidak melibatkan petani. Hasil rapat harga jual beras naik tapi harga gabah tetap,” ungkap Nanang.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama para pelaku usaha penggilingan padi dan korporasi pangan menyepakati harga pembelian gabah dan beras jelang masa panen raya padi pada Maret.
Harga eceran tertinggi (HET) gabah kering panen (GKP) tingkat petani Rp 4.550 per kg, GKP tingkat penggilingan Rp 4.650 per kg, gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 5.700 per kg, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp 9.000 per kg.