JawaPos.com – Harga minyak mentah turun lebih dari USD 2 per barel ke level terendah dalam dua minggu pada hari Rabu (23/2). Hal ini karena investor menjadi lebih khawatir bahwa data baru-baru ini akan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral, menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent menetap USD 2,45 atau 3 persen lebih rendah pada USD 80,60 per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun USD 2,41 atau 3 persen menjadi berakhir menjadi USD 74,05 per barel.

Risalah dari pertemuan Federal Reserve atau The Fed Amerika Serikat (AS) terbaru menunjukkan mayoritas pejabat Fed setuju bahwa risiko inflasi tinggi tetap menjadi “faktor kunci” yang membentuk kebijakan moneter dan menjamin kelanjutan kenaikan suku bunga sampai terkendali.

“Sementara data ekonomi AS yang lebih baik berarti permintaan minyak yang lebih baik, kekhawatirannya adalah bahwa hal ini memaksa Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

“Ini juga mendukung dolar AS, yang tidak membantu minyak,” imbuhnya.

Sementara itu, indeks dolar AS naik untuk sesi kedua berturut-turut membuat minyak berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, laporan ekonomi AS lainnya menunjukkan beberapa tanda yang meresahkan bagi konsumen minyak terbesar dunia itu.

Stok minyak mentah AS naik 9,9 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Rabu. Persediaan minyak AS telah naik setiap minggu sejak pertengahan Desember, mengkhawatirkan investor tentang permintaan di negara tersebut.

Jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 2,1 juta barel dalam stok minyak mentah pekan lalu. Data resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis pada hari Kamis pukul 11:00 EST.

Lebih lanjut, permintaan minyak mentah secara musiman tercatat lebih rendah dengan kilang-kilang utama AS sedang dalam musim pemeliharaan, kata analis Price Group Phil Flynn.

Sekitar 1,44 juta barel per hari kapasitas penyulingan AS diperkirakan akan offline pada pekan yang berakhir 3 Maret, menurut perusahaan riset energi IIR. Badai salju besar-besaran di Dataran Utara AS dan Upper Midwest juga telah memukul permintaan bahan bakar dengan 3.500 penerbangan ditunda atau dibatalkan di seluruh negeri sejauh ini. Sedangkan bensin berjangka AS turun hampir 4 persen ke level terendah dalam dua minggu.

 

By admin