JawaPos.com – Gempa kembali mengguncang Turki. Kekuatannya memang tidak sebesar yang terjadi pada 6 Februari lalu, tapi tetap terasa sampai ke negara-negara sekitar.
Agence France-Presse melaporkan, pada Senin (20/2) gempa berkekuatan 6,4 magnitudo terjadi di Kota Defne, Hatay, pukul 20.04 waktu setempat. Getaran gempa tersebut terasa hingga ke Syria, Iraq, Lebanon, Palestina, Israel, Siprus, dan Mesir.
Sekitar tiga menit berselang, terjadi gempa lain dengan kekuatan 5,8 magnitudo yang berpusat di Samandag, Hatay. Tercatat ada sekitar 31 gempa susulan setelahnya dengan kekuatan yang lebih rendah.
Badan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan (AFAD) Turki mengungkapkan, dua gempa terbaru itu merenggut setidaknya 6 nyawa. Di Turki, lebih dari 300 orang mengalami luka-luka, sedangkan di Syria 150 orang yang terpusat di Aleppo.
’’Tim kami sedang bekerja untuk membawa yang terluka ke rumah sakit, memeriksa desa dan kota yang terkena dampak, dan memindahkan puing-puing untuk membuka jalan bagi ambulans,’’ bunyi pernyataan kelompok White Helmets yang selama ini membantu proses evakuasi di Syria.
CNN melaporkan bahwa gempa kali ini membuat gedung-gedung yang sebelumnya selamat akhirnya ambruk. Tiga korban tewas adalah penduduk yang kembali ke apartemen mereka untuk mengambil barang-barang yang tersisa. AFAD meminta agar tidak ada lagi penduduk yang kembali ke rumah-rumah di area gempa karena terlalu berisiko.
Bagi penduduk Hatay, gempa susulan itu kian memperdalam trauma mereka. Sebab, provinsi tersebut merupakan salah satu yang terdampak cukup parah dalam gempa pertama lebih dari dua pekan lalu.
’’Jalanan bergerak seperti ombak, gedung maju-mundur, dan mobil bergerak ke kiri-kanan. Gempa itu membuat saya terjatuh. Kami bisa mendengar gedung-gedung ambruk,’’ ujar Mehmet Irmak, salah seorang penduduk yang bekerja di kantor notaris di Antakya, Turki.
Berdasar data yang dirilis AFAD, total ada lebih dari 6.200 gempa susulan pascagempa 7,8 magnitudo pada 6 Februari lalu. Para pakar sebelumnya memaparkan bahwa gempa susulan akan terus terjadi selama beberapa tahun dengan kekuatan yang bervariasi. Total korban jiwa di Turki mencapai 41.156 orang dan 3.688 orang di Syria. Jumlah itu diperkirakan bakal melonjak tajam begitu seluruh reruntuhan dibersihkan nanti.
Sementara itu, di Jakarta kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas bantuan seberat 140 ton untuk para korban gempa di Turki dan Syria. ’’Pada pagi hari ini (kemarin pagi) kita akan mengirimkan empat pesawat ke Turki dan ke Syria yang berisi bahan makanan dan bahan-bahan logistik lain,’’ ujar Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah mengirimkan tim pencarian dan pertolongan (SAR), tim medis, rumah sakit lapangan, hingga pesawat Hercules. Dia berharap bantuan kemanusiaan yang dikirim pemerintah Indonesia dapat membantu meringankan beban para korban gempa di Turki dan Syria.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto akan turut serta menuju Turki dan Syria.
Keduanya akan menyampaikan langsung bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah setempat. Untuk logistik, pemerintah Indonesia memberikan bantuan senilai Rp 14.761.600.000 untuk Turki dan Rp 16.686.400.000 kepada Syria.
Bantuan tersebut terdiri atas tenda pengungsi, tenda keluarga, tenda regu, pakaian dewasa, pakaian anak, selimut, kantong tidur, velbed, makanan siap saji, rendang sapi, matras, hygiene kits, jaket anak, jaket dewasa, genset 2 kVA, dan kain kafan. Sementara itu, untuk dukungan bantuan in cash atau uang tunai, Indonesia menyalurkan dana masing-masing USD 1 juta untuk Turki dan Syria.