JawaPos.com – Penyanyi Agatha Pricilla kini hadir lewat single terbaru berjudul ‘One Day’ untuk memenuhi dahaga para penggemar yang telah menantikan karya terbarunya. Lagu ini merupakan penantian Agatha dan juga para penggemar selama sekitar satu tahun belakangan.
Lagu ini menjadi semacam cacatan personal dari Agatha Pricilla dalam proses berdamai dengan masa lalu. Lirik lagunya ditulis sendiri oleh penyanyi berusia 25 tahun tersebut dengan dibantu oleh sahabatnya, Tristan Juliano dan Salmaa Chetizsa.
Single ‘One Day’ terdengar cukup kental akan pengaruh musik-musik kulit hitam era 70-an. Walaupun soul, R&B, dan gospel bukan elemen baru karena sudah dapat dirasakan dalam rilisan-rilisan awal Agatha Pricilla sejak 2019 silam, di lagu ini, Agatha Pricilla menghadirkan nuansa dan sensasi baru hasil dengan aransemen musik lebih penuh.
“Kalau dulu lagu-lagu gue sangat kental unsur elektronik dan bebunyian sintetis, sekarang gue mau terdengar lebih analog dan full band. Gue harus bisa membawakan apa yang ada di rekaman ke atas panggung,” kata Agatha Pricilla dalam keterangannya.
Lagu ‘One Day’ sangat berkesan bagi dirinya karena menggambarkan kisah perjalanan hidupnya yang berhasil menemukan makna memaafkan dan berlapang dada.
Merasa dikecewakan, awalnya Pricilla merasa sulit untuk memaafkan orang itu karena rasa sakit hati di dalam dada masih sangat terasa. Sampai akhirnya sang ibunda memberikan nasihat khusus yang berhasil membuatnya jadi lebih terbuka.
Agatha Pricilla bersyukur memiliki kedekatan dengan ibunya. Dia bisa curhat tentang apa pun dan sang ibunulda selalu memberikan nasihat atau pesan positif yang memiliki arti penting untuk hidup dan kehidupannya.
“Gue selalu cerita apa pun ke dia, begitu pun saat gue belum bisa memaafkan seseorang. Tapi gue bilang seiring berjalannya waktu mungkin gue akan bisa memaafkan. Jawaban dari nyokap gue menohok membangunkan gue,” katanya.
“Nyokap bilang, ‘kamu nggak bisa cuma mengandalkan waktu. Semua persoalan dalam hidup harus kamu sendiri yang menentukan kapan harus selesai atau tidak sama sekali. Kalau cuma mengandalkan waktu, kamu hanya mencari pembenaran untuk menunda,” imbuh Pricilla.
Ia mengakui meskipun masih belum bisa memaafkan orang yang telah mengecewakannya tersebut, setidaknya dia mula menyadari kalau dia yang harus menentukannya sendiri. “Karena time will heal itu tidak selamanya benar,” katanya.