Berawal dari banyaknya kasus kecelakaan yang berakibat fatal, lima pelajar SMAN 10 membuat helm pencegah gegar otak. Karya itu mampu meraih medali emas di ajang ASEAN Innovative Science Environmental & Entrepreneur Fair (AISEEF).
WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya
SEKILAS tidak ada yang berbeda dengan helm yang diciptakan lima pelajar itu. Penampakannya pun sama dengan helm standar nasional Indonesia (SNI) atau Department of Transportation (DOT). Mereka sengaja tidak mengubah kerangkanya.
Yang membedakan hanya sebuah kotak berukuran 8 x 5 sentimeter yang diletakkan di atas helm. Lengkap dengan baling-baling ukuran kecil seperti kincir. Fungsinya adalah sebagai penggerak. Di dalamnya terdapat dinamo yang mengubah energi angin menjadi listrik.
Kotak itu bukan untuk mencegah gegar otak saat terjadi kecelakaan, melainkan untuk menambah fungsi helm.
Sistem helm yang dibuat untuk mencegah gegar otak itu pun cukup simpel. Yakni, hanya menggunakan cairan iodida dan aquades.
Cairan tersebut dicampur sesuai takaran. Kemudian, dibungkus plastik dan ditempatkan di bagian dalam helm. Fungsinya sebagai pendingin kepala. ’’Helm ini dilengkapi pendingin, tapi tidak dingin,’’ kata Dompak Nahason E.S., leader karya ilmiah itu.
Cairan tersebut hanya bereaksi ketika ada benturan dan plastiknya pecah. Hason, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa saat terjadi kecelakaan, otomatis ada benturan di kepala. Cairan itu pecah dan membasahi kepala. Reaksinya, suhu di kepala akan turun 11 derajat dalam waktu singkat.
Pendinginan kepala itu sangat penting. Sebab, benturan di kepala bisa membuat suhu naik 40 derajat Celsius. Akibatnya, pembuluh darah bisa pecah dan gegar otak terjadi.
Kajian itulah yang dijadikan Dompak Nahason E.S., Devantyo Yusuf Virgiansyah, Belize Salsabila Putri, Chintammy Pamela Artanti, dan Nastiti Hayuning Swasono untuk berinovasi.
Uji coba pun dilakukan. Dua helm dijatuhkan dari lantai 3 dengan diberi pemberat yang sama. Hasilnya, ada perbedaan suhu. Helm biasa setelah jatuh bersuhu 39 derajat Celsius. Sedangkan, helm yang dilengkapi cairan khusus itu hanya 27 derajat Celsius. Artinya, ada penurunan 12 derajat Celsius.
Helm itu diberi nama Mhf4c. Yakni, kepanjangan dari Multifunction Helmet 4 in 1 Concussion. Satu helm berfungsi untuk empat kegunaan. Yaitu, cooler, power bank, GPS tracker, dan spy voice recorder. Daya baterai yang dihasilkan dari power bank itu sekitar 600 mAh.
Chintammy menjelaskan, power bank itu mengisi sendiri saat helm dipakai. Baling-baling tersebut menghasilkan 2 persen daya baterai per dua menit. Artinya, butuh waktu dua jam berkendara agar power bank terisi full. ’’Dengan syarat kecepatan minimal 30 kilometer per jam,’’ ucapnya kemarin pagi.
Helm buatan siswa IPA XII itu juga bisa diketahui posisinya. Sebuah alat GPS terpasang di dalam kotak power bank. Jejaknya bisa diketahui melalui pesan di handphone. Caranya, cukup mengirim SMS ke nomor tersebut. Sebab, GPS itu dilengkapi sim card khusus. Hasilnya, dalam waktu singkat kartu tersebut mengirim sinyal lokasi.