JawaPos.com – Setelah Elon Musk secara resmi mengambil alih Twitter, perusahaan dikabarkan menjadi tidak stabil. Banyak ide Elon Musk tidak sepenuhnya diterima baik dari kalangan internal sendiri dan para pengamat bisnis dunia yang menyoroti keputusan Musk saat resmi memimpin Twitter.
Misalnya salah satu keputusan Elon Musk yang sangat radikal adalah dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di awal kepemimpinannya. Dia langsung memecat sebagian besar anggota tim yang bertanggung jawab atas moderasi konten.
Hal ini membuat banyak pengiklan khawatir dan sebagian besar dari mereka telah berhenti membayar iklan di Twitter. Ini sangat mempengaruhi keuangan Twitter karena bisnis iklannya adalah salah satu yang paling menguntungkan.
Sejak mengambil alih pada Oktober 2022 lalu, Elon Musk juga telah memecat tidak kurang dari 4.000 pekerja Twitter untuk menyeimbangkan pembukuannya. Namun, karena lebih banyak perusahaan menarik diri dari membayar iklan di Twitter, perusahaan jejaring sosial tersebut sekarang dikabarkan kembali memecat lebih banyak karyawan lagi.
Informasi terbaru mengungkapkan bahwa Twitter akan memberhentikan beberapa staf penjualan iklan pada Jumat (23/2). Langkah ini akan menjadi putaran terakhir PHK di perusahaan.
Skala PHK tidak dapat ditentukan saat ini. Namun sebagai gambaran, hingga akhir bulan lalu, dilansir dari ITHome, Twitter memiliki sekitar 800 staf penjualan dan pemasaran dari total sekitar 2.000 orang.
Ketika Elon Musk pertama kali mengambil alih Twitter, perusahaan tersebut memiliki sekitar 7.500 karyawan. Sejak Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut pada bulan Oktober, pendapatan Twitter turun tajam. Awal tahun ini, Twitter merestrukturisasi tenaga penjualannya untuk meningkatkan pendapatan.
Data yang diberikan kepada CNN oleh perusahaan analitik pemasaran digital Pathmatics menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari 1.000 pemasar Twitter teratas tidak lagi menggunakan platform untuk iklan.
Sebanyak 625 dari 1.000 pemasar teratas Twitter, termasuk merek terkenal seperti Coca-Cola, Unilever, Jeep, Wells Fargo, dan Merck, diyakini telah berhenti menjalankan iklan sejak Januari, menurut angka dari Pathmatics.
Wells Fargo mengklaim harus menangguhkan iklan di Twitter. Namun, mereka masih menggunakan pegangan Twitter resminya untuk berinteraksi dengan pelanggannya.
Pendapatan iklan bulanan Twitter menurun lebih dari 60 persen antara Oktober tahun lalu dan 25 Januari tahun ini sebagai akibat dari hilangnya pengiklan. Pendapatan iklannya turun drastis dari USD 127 juta menjadi USD 48 juta saja dan hal ini akhirnya membuat Twitter memutuskan melanjutkan PHK massal.