JawaPos.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau pemerintah daerah (Pemda) agar tak bosan dalam menjaga stabilitas ketersediaan barang, sehingga harga tetap terjangkau. Selain itu, Tito juga meminta Pemda untuk rutin mengendalikan inflasi, sebab kondisi inflasi di Indonesia cenderung dinamis dan dapat berdampak luas kepada masyarakat.
“Target dari Bapak Presiden sebetulnya (angka inflasi) adalah 4 persen. Jadi kita baru mencapai 5,28 persen, kita harus menurunkan insyaallah dengan kebersamaan bisa mencapai 4 persen inflasi kita. Itu akan sangat baik sekali,” kata Tito pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (20/2).
Tito juga meminta Pemda dan semua pihak agar mewaspadai kenaikan harga komoditas. Apalagi beberapa pekan mendatang masyarakat akan menyambut datangnya bulan Ramadan dan lebaran, kondisi itu diperkirakan akan berdampak pada dinamika inflasi di daerah.
Tito mengatakan, setidaknya ada empat komoditas yang perlu menjadi perhatian bersama, yakni beras, minyak goreng, cabai merah, dan bawang merah. Menurutnya, kenaikan harga komoditas itu dapat ditangani dengan sejumlah solusi.
“Beberapa solusi di antaranya gerakan tanam, kerja sama antardaerah, sampai juga selain inisiatif daerah, pemerintah pusat juga melakukan intervensi untuk membantu daerah-daerah yang terjadi kenaikan harga,” tambah Tito.
Di lain sisi, Tito juga secara khusus mengingatkan komoditas beras dan minyak goreng perlu diwaspadai secara menyeluruh. Sebab, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kedua komoditas itu mengalami kenaikan di beberapa daerah.
Terkhusus minyak goreng, Tito menjelaskan, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga minyak goreng curah dan premium relatif stabil. Namun, harga minyak goreng bermerek Minyakita masih berada di atas harga eceran tertinggi.
“Kemudian dari DMO (domestic market obligation) dari hasil CPO (Crude Palm Oil) itu ditarget produksinya 450 ribu ton sampai dengan April dan sudah terealisasi 182 ribu ton. Dengan realisasi 182 ribu ton, berdasarkan asumsi Kementerian Perdagangan, sepanjang distribusinya lancar maka harga akan turun,” pungkas Tito.