JawaPos.com – Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) genap berusia 69 tahun pada 24 Februari 2023. Pada hari lahir (harlah) kali ini, Pimpinan Pusat (PP) IPNU mengusung tema ‘Pelajar Merawat Peradaban’.
“Pada harlah ke-69, atas pertimbangan semakin berkembangnya zaman dan peradaban, bila NU (Nahdlatul Ulama) menginginkan membangun peradaban, maka kami sebagai pelajar siap untuk merawat peradaban itu,” kata Ketua Umum PP IPNU M Agil Nuruzzaman pada Selasa, (22/2).
Perkembangan saat ini, termasuk peradaban, Agil menyampaikan, sangat dipengaruhi oleh teknologi. Dia pun menyampaikan bahwa pelajar harus mampu merawat peradaban, dalam hal ini pemikiran ke-Islaman yang selama ini dianut oleh NU yakni, Islam yang damai, Islam yang adaptif, artinya mampu mengadopsi budaya-budaya lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
Agil menegaskan, IPNU siap menjadi wadah dan lokomotif yang merawat peradaban NU. Ia menyampaikan, IPNU adalah tangga awal untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang bermoral, beretika dan inklusif bernafaskan Islam Rahmatan lil Alamin.
“Sebagai penerus NU di tengah perkembangan zaman, kami siap melahirkan generasi penerus yang menjadi KOL (Key Opinion Leaders). IPNU Siap melahir Generasi yang beradab, bermoral di tengah arus perubahan,” paparnya.
Agil juga mengaku miris mengetahui banyaknya pelajar yang melakukan tawuran, terjerat narkoba dan vandalisme. Menurutnya, aksi itu harus dijawab dengan wadah yang menampung minat dan bakat. Ia menyinggung jika bakat mereka disalurkan dengan baik, maka kecil kemungkinan terjadi penyimpangan.
“Kami siap menjadi wadah minat dan bakat mereka. Momen Harlah ini kita mengadakan lomba minat bakat, bagi yang suka nulis kita ada lomba esai, bagi yang suka game kita ada lomba e-sport. Siapa tau ke depan dapat berkompetisi di level nasional bahkan internasional melalui e-sport. Bila telah ada bibit-bibit pendakwah maka kita siap mewadahi menjadi pendakwah kondang, kita siap memviralkan,” paparnya.
Lebih lanjut, Agil juga menyinggung dunia sedang menghadapi era disrupsi. Maka dari itu, bekal skill dan soft skill harus dipupuk sedini mengkin untuk menghadapi perubahan masif itu melalui pengembangan minat dan bakat.
“Bila pelajar memiliki minat menjadi seleb tiktok, seleb Instagram, YouTuber dan sebagainya maka kami akan dorong untuk bisa mengikuti ekstrakulikuler yang menunjang, seperti terlibat dalam desain grafis, kreator video dan sebagainya, ” jelasnya.
Ia menggarisbawahi bahwa saat ini masyarakat butuh konten media sosial yang bermoral dan sesuai usia pelajar. Mereka yang berniat untuk mengembangkan minat dan bakat juga tidak melepaskan tanggunjawabnya sebagai pelajar. Dengan demikian, langkah ini dapat mendukung kebijakan merdeka belajar.
“Kami dorong rekan-rekan dapat mengembangkan minat dan bakat, tapi juga berprestasi di dunia akademik,” pungkasnya.