JawaPos.com – AS, guru sebuah madrasah ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Tambaksari, dilaporkan ke Polrestabes Surabaya karena diduga mencabuli anak didiknya. Ironisnya, perbuatan itu dilakukan di lingkungan sekolah. Siswa yang menjadi korbannya ditengarai lebih dari satu orang.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Wardi Waluyo menyatakan, laporan terkait perkara itu diterima pekan lalu. Setelah meminta keterangan korban, pihaknya mendatangi sekolah yang menjadi lokasi kejadian.
’’Untuk klarifikasi, rangkaian penyelidikan,’’ ujarnya, Senin (20/2). Dari proses itu, terlapor dipastikan memang seorang guru.
Namun, dia belum diperiksa karena tidak berada di tempat. Menurut pengelola sekolah, guru tersebut sudah diberhentikan beberapa hari sebelumnya.
Wardi menyatakan, laporan yang diterima sejauh ini baru satu siswa. Namun, pihaknya mendapat informasi bahwa yang menjadi korban banyak. ’’Jadi, masih akan kami dalami lagi, termasuk apakah perbuatan itu sering dilakukan terlapor,’’ ungkapnya.
Dalam laporannya ke polisi, korban menyebut pencabulan itu terjadi Sabtu (11/2). AS awalnya mengajak bermain teka-teki terkait pelajaran di kelas dengan melibatkan siswa lain. Yang kalah harus gugur. Hingga tersisa korban dan satu murid lain.
Mereka kemudian diajak ke ruangan kosong. Matanya ditutup dan kedua tangannya diikat. AS berdalih akan melakukan tebakan indra perasa dengan menunjukkan timun dan terong. Namun, dia diduga memasukkan kemaluan ke mulut siswanya itu. Ulahnya terbongkar karena ada murid lain yang melihatnya.
Wardi memastikan kasus tersebut akan diproses sesuai prosedur. Jika terlapor terbukti bersalah, pihaknya akan melakukan penahanan. Sebab, ancaman hukuman dari pencabulan terhadap anak di bawah umur adalah 15 tahun penjara.
Di sisi lain, pihak sekolah turut buka suara terkait perkara itu. Kepala Sekolah Habibur Rachman menjelaskan, pihaknya tidak diam setelah mendapat aduan dari tiga wali murid, Senin (13/2). AS dipanggil untuk memberi penjelasan.
’’Rabu (15/2) itu langsung kami berhentikan setelah proses tabayun,’’ ungkapnya. Dalam proses tersebut, AS tidak langsung mengaku. Dia lebih banyak menunduk dan menangis. Dalihnya saat itu memberikan pelajaran bertema indra perasa.
’’Ya, saya konfrontasi langsung. Kan paginya wali murid melapor. Saya tanyakan semuanya. Termasuk menutup mata siswa dengan hasduk,’’ jelasnya.
Selama proses tersebut, oknum guru AS hanya menyampaikan permohonan maaf secara berulang-ulang. Ditanya tentang tindakan kekerasan seksual, dia tak dapat menjelaskan secara detail. Hanya, kata dia, AS melibatkan sayur-sayuran seperti timun. ’’Saya yakin tema itu akal-akalan saja,’’ katanya.
AKSI CABUL PAK GURU
– Guru memperdaya siswi dengan dalih belajar tematik tentang indra perasa.
– Pelaku menggunakan sarana sayuran dan buah.
– Korban melaporkan kejadian kepada kepala sekolah pada Sabtu (11/2).
– Pemberhentian terhadap guru pada Kamis (16/2).
– Jumlah korban diduga mencapai 20 siswi.