JawaPos.com– Untuk kali kesekian, terjadi kasus anggota perguruan silat ngeluruk kantor polisi. Motifnya hampir sama. Bermula keributan antaroknum lain perguruan. Lalu, polisi melakukan penangkapan. Nah, massa pesilat yang tidak terima, kemudian beramai-ramai mendatangi polisi. Baik mendukung proses hukum atau meminta anggotanya dibebaskan.
Senin (20/2) malam, ratusan anggota sebuah perguruan silat menggeruduk Mapolsek Sooko, Mojokerto. Mereka menuntut supaya polisi mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan yang dialami salah satu pendekarnya. Massa memadati Mapolsek sejak pukul 19.30 WIB. Kabarnya, mereka berasal dari Mojokerto Raya dan Jombang.
Massa pesilat itu beratribut serba hitam. Mereka datang mengendarai sepeda motor. Sekitar pukul 20.15 WIB, massa yang jumlahnya ratusan orang itu dikumpulkan petugas. Pimpinan silat bersangkutan dan polisi memberikan penjelasan. Termasuk meminta agar para pesilat itu kembali ke rumah masing-masing.
M. Afandi, ketua sebuah perguruan silat cabang Mojokerto, mengatakan, tujuan datang ke Mapolsek Sooko untuk mendukung salah satu anggotanya yang menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal. ’’Ini bentuk solidaritas, kami meminta agar kasus ini diusut tuntas,’’ ujarnya seperti dilansir Jawa Pos Radar Mojokerto (21/2).
Menurut Affandi, dugaan penganiayaan itu dialami salah satu pendekar saat melintas di perempatan Sooko, pada Senin (20/2), sekitar pukul 16.00 WIB. Selain mengalami pemukulan, kaus korban disebut dirampas. Afandi tak mau curiga pelaku berasal dari perguruan silat lain. ’’Kami tidak menuduh, yang pasti anggota kami dipukul oleh oknum tak dikenal,’’ ucapnya.
Dari hasil dialog dengan pihak Polsek Sooko dan Satreskrim Polres Mojokerto, Afandi menyebut kasus ini sudah mendapat atensi. Kepolisian berkomitmen menuntaskannnya. ’’Karena sejak awal kesepakatan antar perguruan silat kalau ada kejadian kriminal, ya diproses secara hukum,’’ tandasnya.