JawaPos.com – Sebanyak 14 personel INASAR diterjunkan untuk melakukan pencarian korban gempa bumi Turki. Titik operasi berada di sektor R atau wilayah elektrik di Antakya, Provinsi Hatay.
Team Leader INASAR Yopi Hariyadi mengatakan, para personel yang tergabung dalam Tim Charlie ini didukung seekor anjing pelacak kategori K-9. Informasi dari petugas yang berada di sektor R menyebtukan ada delapan orang yang masih dinyatakan hilang.
“Mereka diperkirakan berada di beberapa gedung,” ujar Yopi di base of operation (BoO), Hatay Expo, Senin (20/2).
Di lokasi pencarian, alat berat ekskavator membantu melakukan pembongkaran reruntuhan namun dengan memperhatikan operasi pencarian. “Kami memanfaatkan K-9 untuk pencarian di salah satu gedung,” tambahnya.
Selang beberapa jam kemudian, tim bergeser ke lokasi lain. Informasi saat itu, terdapat 3 warga yang dinyatakan berada di reruntuhan bangunan. Namun pencarian belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, Tim Alfa diterjunkan terlebih dahulu untuk melakukan operasi di wilayah Diyarbakir, atau 8 jam perjalanan darat dari BoO. Pencarian tersebut difokuskan pada pencarian 2 WNI yang hilang. Tim ini telah kembali ke pos INASAR.
“Sebanyak 14 personel Tim Alfa INASAR dan 1 anjing K-9 kembali menuju base of operation dari wilayah Diyarbakir,” ujarnya.
Pos INASAR berada di Hatay Expo, Antakya, Provinsi Hatay. Pada area tersebut, masih beroperasi tim Urban Search and Rescue (USAR) dari beberapa negara, antara lain Australia, Argentina dan Swiss. Koordinasi pencarian dan pertolongan tidak lagi di bawah kendali USAR Coordination Cell (UCC). Badan Penanggulangan Bencana Turkiye atau AFAD akan memimpin operasi pencarian dan pertolongan.
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,8 terjadi di wilayah Turki pada Senin (6/2). Peristiwa ini mengakibatkan puluhan ribu orang kehilangan nyawa.
Selain Turki, beberapa negara seperti Syria, Lebanon, dan Israel juga terdampak. Tercatat ada 24 gempa susulan setelah gempa utama di Turki. Pusat gempa terjadi kira-kira di sepanjang Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Fault).