JawaPos.com- Satreskrim Polresta Sidoarjo tengah mengusut sindikat penyelundupan senjata api (senpi) ilegal antarprovinsi yang memanfaatkan jasa ekspedisi. Menurut informasi, senpi itu rencananya dikirim ke Sulawesi. Namun, bisa terdeteksi pegawai ekspedisi yang melakukan pemeriksaan.
Sumber Jawa Pos di kepolisian menuturkan, senpi itu dikamuflase dengan sejumlah barang di dalam paket yang dikirim dari Blitar. Di antaranya, pakaian. Beruntung, YN, salah seorang pegawai ekspedisi bagian X-ray, melihat kejanggalan dalam paket tersebut.
’’Tugas saksi adalah memeriksa kiriman paket dari berbagai daerah yang datang ke kantor. Sebab, paket-paket itu selanjutnya akan dikirim ke alamat penerima via jalur udara atau Bandara Juanda,’’ ujarnya kemarin (19/2).
YN curiga pada salah satu paket yang diperiksa karena di dalamnya terdapat benda berbentuk pistol. Oleh pria 36 tahun itu, paket tersebut kemudian dibuka. Dugaannya pun tidak meleset. Di dalamnya memang terdapat senpi. Temuan itu lantas dilaporkan ke Polresta Sidoarjo.
Menurut dia, senpi itu tidak dilengkapi dengan dokumen kepemilikan. Berdasar data paket, alamat pengiriman adalah Makassar. ’’Hasil pendalaman menunjukkan, pistol yang ditemukan adalah G2 Combat,’’ katanya.
Dia menambahkan, pada senpi itu tidak ditemukan nomor seri. Di paketnya juga tidak ada amunisi. ’’Hanya pistol. Di pasar gelap harganya lumayan. Di atas Rp 30 juta satu pucuknya,’’ tuturnya.
Upaya awal penyelidikan dijalankan dengan mencari pemilik senpi lewat alamat pengirim. Tetapi, pencarian belum membuahkan hasil. Sebab, alamat yang dicantumkan ternyata fiktif.
Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo belum berkomentar. Dia tidak menjawab ketika dihubungi. Mantan Kasatreskrim Polres Mojokerto itu juga tidak merespons pesan permintaan konfirmasi.