JawaPos.com-Aktris Syifa Hadju memerankan film yang sebelumnya belum pernah dia jamah melalui film ‘Bismillah Kunikahi Suamimu’. Film ini mengangkat tema tentang poligami, digarap oleh sutradara Benni Setiawan, dan diadaptasi dari novel karya Vyntiana Itari dengan judul sama.
Diakui Syifa Hadju, dirinya sempat dilanda kekhawatiran apakah dia akan dapat menghidupkan karakter Cathy atau tidak. Dia dihadapkan pada dilema mengingat Cathy mau menjadi istri kedua atau dipoligami oleh Malik demi membahagiakan Hanna yang mengidap penyakit kanker. “Film Bismillah Kunikahi Suamimu merupakan hal baru di usia aku,” kata gadis 21 tahun itu dalam jumpa pers film di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (20/1).
Ada adegan emosional dirasakan Syifa Hadju saat memerankan karakter Cathy dalam film garapan MD Pictures itu. Melakukan adegan penuh luapan emosi, bintang sinetron Mermaid in Love ternyata berhasil memerankannya dengan cukup baik dan dengan penuh penghayatan.
“Kalau aku ada adegan emosional seperti itu biasanya aku meminjam emosi aku untuk dibawa ke karakter. Misalnya Cathy ada masalah sama orang tuanya. Itu dengan mudah buat aku untuk jadi emosional kalau sudah ngomongin orang tua,” paparnya.
Mudah sekali mengeluarkan air mata selama proses syuting film ini berlangsung, Syifa Hadju mengaku sempat diminta oleh sutradara film ini untuk dia dapat lebih menahan air mata.
“Karakter Cathy ini seperti nightmare. Itu saja sudah cukup tergugah dan mengeluarkan air mata,” tandas Syifa Hadju yang kembali beradu akting bersama Rizky Nazar lewat film ini.
Film Bismillah Kunikahi Suamimu mengisahkan tentang bahtera rumah tangga Malik (Rizky Nazar) dan Hanna (Mikha Tambayonh) yang awalnya dipenuhi dengan kebahagiaan. Manisnya rumah tangga mereka semakin bertambah setelah Hanna dinyatakan hamil untuk calon buah hati pertama.
Di tengah kebahagiaan tersebut, peristiwa tidak terduga tiba-tiba terjadi. Hanna divonis mengidap penyakit kanker yang bisa mengancam keselamatan jiwanya. Merasa umurnya tidak lama lagi, dia meminta Malik dan Cathy untuk menikah. Permintaan itu tentu saja ditolak oleh keduanya karena dianggap ide ‘gila’.
Hanna yang tahu bahwa keduanya sempat berpacaran pada masa silam, memaksa mereka untuk menikah lantaran yakin betul Cathy yang berprofesi sebagai dokter dianggap sebagai perempuan yang paling tepat untuk mengasuh buah hatinya jika dia meminggal dunia. (*)