JawaPos.com – Sekretariat Tim Kerja Just Energy Transition Partnership (JETP) telah diresmikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Artinya, mereka siap bekerja merealisasikan kerja sama pendanaan transisi energi. Salah satu tugas enam bulan ke depan adalah menyelesaikan road map pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara.
Menteri ESDM menyatakan, memensiundinikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara tidak akan merugikan pemilik pembangkit. “Timeline penghapusan PLTU akan kami buat. Menunya sudah ada. Nanti dipilih mana-mana dulu yang paling applicable, paling implementable. Jika sudah dipensiunkan, akan diganti dengan pembangkit listrik dengan energi yang lebih bersih,” ujar Arifin di Jakarta akhir pekan lalu.
Untuk menentukan PLTU mana yang akan dipensiunkan, Arifin mengungkapkan bahwa pemerintah memilih pembangkit di wilayah yang produksi listriknya berlebih dan konsumsi bahan bakarnya boros. “Kalau pembakarannya sudah tidak seperti awal, otomatis energi yang dihasilkan juga tidak lagi seoptimal pada awalnya,” ungkap Arifin.
Indonesia mendapatkan komitmen pendanaan USD 20 miliar atau sekitar Rp 302 triliun (kurs Rp 15.100) dalam program JETP dari sejumlah negara maju. Bentuk pendanaan itu beragam, mulai hibah, pinjaman, hingga bantuan. Memensiunkan PLTU merupakan bagian dari program ini untuk menurunkan emisi.
Selanjutnya, Arifin menegaskan, memensiunkan PLTU dan menggantinya dengan pembangkit yang lebih ramah lingkungan ini tidak akan merugikan pemilik pembangkit. Sebab, prinsipnya aset PLTU tersebut akan dibeli, kemudian dioperasikan dengan waktu yang lebih cepat untuk penghentiannya.
“Misalnya, masih tersisa 15 tahun, bisa dipercepat lagi tidak menjadi tiga tahun? Nah, tiga tahun itu kompensasinya apa? Kita akan melihat nilainya saat ini berapa dan saat tiga tahun berapa,” jelas mantan Dubes RI untuk Jepang itu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, PLN siap melakukan pembahasan intensif dalam merealisasikan program energi bersih dengan dukungan pembiayaan internasional. Dia menyebut BUMN kelistrikan itu sudah memiliki road map untuk retirement PLTU.
Serta, menggantinya dengan pembangkit yang bersumber dari energi domestik dan dipastikan jauh lebih rendah emisi. “Kami akan membangun investment planning yang komprehensif sehingga dengan suasana kebersamaan ini bisa mempercepat penurunan emisi karbon,” ujarnya.
Dia juga menekankan bahwa upaya bersama ini tidak hanya akan berdampak pada penurunan emisi karbon secara global. Kolaborasi internasional ini justru menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.