JawaPos.com – Silih berganti. Seperti itulah rentetan bencana alam yang terjadi di wilayah Jawa Timur (Jatim). Terutama banjir dan tanah longsor. Terakhir, luapan Bengawan Solo mulai menggenangi sejumlah wilayah pantai utara (pantura).
Di Bojonegoro, sedikitnya ada lima desa di Kecamatan Baureno yang terdampak luapan sungai tersebut. Di antaranya adalah Pucangarum, Kadungrejo, Lebaksari, Tanggungan, dan Kalisari. ”Mayoritas genangan hanya sampai akses jalan desa,’’ kata Camat Baureno Joko Tri Cahyono.
Banjir akibat luapan Bengawan Solo juga melanda kabupaten tetangga Bojonegoro, Lamongan. Berdasar data terakhir BPBD setempat, sedikitnya ada 33 desa di lima kecamatan yang diterjang banjir.
Yakni di Kecamatan Karangbinangun, Kalitengah, Turi, Deket, dan Kecamatan Glagah. Diperkirakan, banjir di kawasan pantura bakal merembet ke kabupaten/kota lain yang dilintasi aliran Bengawan Solo.
Sementara itu, setelah dihantam banjir bandang pekan lalu, warga di sekitar lereng Gunung Ijen mulai kembali ke kediamannya. Setelah tahap rehabilitasi di wilayah terdampak sudah hampir rampung. ”Namun, ada yang masih mengungsi karena rumahnya rusak,” ujar Sekretaris BPBD Bondowoso Kristanto Putro Prajoso kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Di tempat lain, banjir dan longsor di Ponorogo menyisakan berbagai kerusakan infrastruktur. Salah satu yang terparah adalah jalur Ponorogo–Pacitan (Poci). Selain jalan nasional III kilometer 225, jalur alternatif di Dusun Tempuran, Desa Mrayan, Ngrayun, putus total. Warga terpaksa menggunakan jalur alternatif.
Di Pasuruan, aspal Jembatan Jetak di jalur utama Surabaya–Malang, Desa Karangjati, Pandaan, bolong. Diduga akibat sayap jembatan tergerus air. Kemarin tim Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim Bali langsung melakukan pengecekan.