Pendidikan Jalan Terus, Kreativitas Tak Boleh Pupus
KAIN hitam yang membalut tubuh bagian bawahnya pada Kamis (16/2) lalu bermotif anak-anak, bumi, dan koper. Gambar-gambar itu bermakna bagi si pemakai kain sekaligus pelukisnya, Restu Rizky Ramadhan. Tiga motif itu memiliki makna bahwa remaja 15 tahun tersebut ingin keliling dunia.
Restu adalah pembatik cilik. Dia bertekad mengunjungi banyak negara bersama batik kreasinya. Dia ingin memperkenalkan hasil karyanya ke mancanegara. Selama ini, motif yang menjadi ciri khas Restu adalah anak-anak, pintu, bintang, dan otak.
Mengapa otak? Sebab, dia adalah penyintas kanker batang otak. ’’Dokter menemukan sel kanker pada batang otak Restu. Masih sekecil kacang merah, tapi letaknya pada bagian yang banyak saraf kehidupannya,” ujar Yulis Lestari, ibunda Restu, tentang peristiwa pada 2014.
Dijumpai Jawa Pos di Rumah Batik Palbatu, Restu bercerita tentang kreasinya. Dia punya target untuk melukis 1.000 lembar kain. Sejauh ini, baru sekitar 150 kain yang selesai dia batik. Namun, sebagian karya Restu itu sudah terjual.
’’Belajar membatik sejak 2019,” ungkapnya.
Setelah mengenal batik, menurut Yulis, dunia Restu berubah. Dia menjadi lebih bersemangat. Dia juga menunjukkan perkembangan secara spiritual. Jika sebelum mengenal batik Restu tak pernah bisa menghafal bacaan doa, kini tidak demikian. Selain hafal doa-doa dan bacaan salat, dia bisa mengumandangkan azan. Bahkan, dia pernah diminta azan di masjid dekat rumah.
Restu berhenti mengenyam pendidikan di sekolah formal pada 2014.
Setelah tidak lagi bersekolah, Restu pun fokus menjalani pengobatan. ’’Pada kemoterapi kedua, sudah harus paliatif. Kondisi Restu drop, pipisnya sampai pipis darah,” kenang Yulis.
Sebagai ibu, Yulis sedih. Dia lantas berusaha memenuhi apa pun keinginan Restu. Mulai laptop sampai keinginan untuk bertemu idolanya, Wendy Armoko alias Wendy Cagur. ’’Saat itu, Wendy bilang kalau nanti Restu bisa bertemu dengan dia lagi setelah sembuh,” ucapnya.
Ternyata afirmasi positif itu berdampak luar biasa bagi Restu. Pada Desember 2015 dokter menyatakan tumor Restu hilang. Restu diperiksakan lagi pada 2019. Secara medis, dia bisa dinyatakan sembuh.
Namun, untuk memastikan bahwa sel kanker sudah benar-benar lenyap dari tubuh Restu, dokter meminta pengecekan ulang. ’’Dokter bilang tunggu lima tahun lagi untuk memastikan tubuh Restu bebas kanker dan betul-betul dinyatakan sebagai survivor,” tegasnya. Itu berarti Restu akan menjalani pemeriksaan ulang pada tahun depan.