JawaPos.com – Lebih dari 70 persen spesies terumbu karang dunia ada di Indonesia. Layaklah jika keragaman ikan hias air laut di Nusantara tersohor hingga ke penjuru dunia. Salah satunya, Botana Naso.

Di Indonesia, ada dua jenis Botana Naso. Yakni, Botana Naso Padang dan Bali.

Jika nama ikan ini digabungkan dengan daerah asalnya, yang terdengar sekilas seperti sebungkus nasi dengan bumbu lezat dicampur lalapan daun singkong dan paru. Nasi Padang? Bukan. Yang ini Naso Padang.

Botana Naso Padang memang belum sepopuler ikan hias air laut lainnya seperti clown fish, neon tetra, atau angelfish. Tetapi, permintaan terhadap ikan hias lokal tersebut sedang tinggi.

Tak hanya digemari penghobi domestik, pencinta ikan dari luar negeri juga biasanya memiliki Botana Naso dalam akuariumnya.

”Kenapa digemari? Karena ikan ini face-nya (wajahnya, Red) unik. Seperti pakai topeng dan bibirnya seperti pakai lipstik warna oranye,” beber Steven Ponto, pemilik Java Aquatic, saat ditemui Jawa Pos.

Di Indonesia, populasi Botana Naso terkonsentrasi pada dua wilayah saja. Yakni, perairan Padang, Sumatera Barat, yang disebut Botana Naso Padang.

Kemudian di perairan Banyuwangi, Bali, dan sekitarnya yang dinamai Botana Naso Bali. Botana Naso Padang dapat dikenali dari sirip atasnya yang berwarna kuning. Sementara itu, Botana Naso Bali bersirip atas hitam.

Di habitat aslinya, Botana Naso termasuk hewan omnivor. Mereka memakan alga cokelat dan rumput laut. Namun, menurut Steven, ikan itu mudah dirawat karena mereka bisa dibiasakan atau diajari untuk mengonsumsi pakan jenis lainnya. Misalnya, pelet.

”Tapi, perlu diingat bahwa mereka adalah ikan habitat laut. Untuk makanannya memang bisa dibiasakan, tapi untuk (habitatnya) tentunya harus tetap ditempatkan di akuarium air laut,” bebernya.

Steven Pontoh berpose bersama koleksi Botana Naso di akurium miliknya. (M Ali/Jawa Pos)

Ciri-ciri fisik untuk mengenal ikan Botana Naso adalah bentuk sirip dan warna badannya. Sirip Botana Naso memiliki bentuk yang tajam di bagian atas dan bawah badannya.

Kemudian, warna tubuhnya cenderung abu-abu. ’’Gelap terangnya memang bervariasi, tapi mayoritas cenderung abu-abu,” urainya.

Bersifat teritorial, ikan Botana Naso Padang relatif tidak terlalu agresif dengan ikan lain. Justru dengan sesama Botana Naso, ikan itu terkadang berperilaku sedikit agresif layaknya ”mengusir” ikan-ikan lain yang coba masuk ke teritorinya.

”Tapi, overall (umumnya) aman, temperamennya relatif tidak segalak botana-botana lainnya,” tegas Steven. Karena itu, beberapa tambahan pada akuarium seperti terumbu karang diperlukan sebagai tempat untuk berlindung dan beristirahat saat malam.

Botana Naso Padang bisa tumbuh hingga 40 sentimeter. Di Java Aquatic, ikan tersebut dijual Rp 70 ribu–Rp 120 ribu. Bergantung ukuran.

Salah satu catatan penting sebelum memelihara Botana Naso adalah komitmen untuk selalu menjaga kebersihan dan kadar garam akuarium air laut.

Sebelum ditempatkan di akuarium, jika diperlukan, ikan harus dikarantina terlebih dahulu selama 2 minggu hingga 1 bulan untuk masa transisi.

Sebab, ikan tersebut rawan terjangkit penyakit white spot atau totol-totol putih pada kulitnya.

”Ukuran akuarium yang digunakan juga harus disesuaikan dengan ukuran ikan agar bisa bergerak dengan leluasa,” urai Steven.

 

By admin