Awal Januari lalu, jalan akses baru Pantai Bilik di Taman Nasional (TN) Baluran resmi dioperasikan. Infrastruktur anyar tersebut menjadi pintu pembuka menuju destinasi-destinasi potensial lain di kawasan tersebut.

TIDAK mudah untuk menuju Pantai Lempuyang. Pengunjung harus naik motor sejauh 8 kilometer dari Pantai Bilik. Kontur jalannya juga cukup menantang. Melewati bebatuan dan kawasan hutan konservasi. Kalau hujan, jalan itu juga sulit dilewati.

Namun, sejak jalan akses baru di TN Baluran mulai dioperasikan, makin banyak wisatawan yang ingin membuktikan langsung cerita tentang indahnya Pantai Lempuyang.

Dan, memang tidak salah. Cerita-cerita itu memang benar adanya. Perjalanan 30 menit para pengunjung ke pantai itu benar-benar tidak sia-sia. Pantai Lempuyang memiliki begitu banyak keindahan.

Pasir putihnya yang masih sangat bersih membuat siapa saja yang menyaksikannya bakal takjub. Wajar, warga setempat benar-benar menjaga keasrian bibir pantai. ’’Tidak ada yang berani mengotori pasir. Kami selalu mengimbau pengunjung untuk menjaga kebersihan,’’ kata Muhammad Roni, warga Kampung Lempuyang.

Apalagi sejak pemerintah mengumumkan bahwa kawasan Baluran menjadi objek wisata. Warga makin semangat berbenah. Mereka gotong royong menjaga kawasan pantai. Juga, membangun sejumlah fasilitas pendukung. Mulai ornamen-ornamen baru hingga nama dan gazebo. Selain itu, masyarakat menyediakan wahana baru bagi wisatawan yang datang. Yakni, perahu untuk menyusuri Pantai Lempuyang.

Jawa Pos mencoba salah satu perahu yang disediakan. Perahu sepanjang 6 meter itu dikemudikan dua nelayan muda. View (pemandangan) Pantai Lempuyang terlihat makin memesona saat disaksikan dari tengah laut. Menjadikannya sebagai ikon baru.

Memang, ombaknya cukup besar. Namun, kemampuan para nelayan berlayar mampu memberikan rasa nyaman. ’’Yang penting, pegangan harus kuat agar tidak tercebur ke laut,’’ kata salah seorang nelayan.

Tidak sekadar menikmati indahnya pantai dan pasir putihnya, di sana juga terdapat sebuah bukit yang tak kalah indahnya. Lokasinya cukup nyaman. Banyak pengunjung, terutama anak muda, bersantai di sana untuk menikmati keindahan Pantai Lempuyang dari ketinggian.

Bukit itu juga jadi tempat yang cocok untuk berkemah. Pengelola sudah menyediakan fasilitas khusus untuk kamping.

Yang juga tak kalah menarik, ada pemandangan ratusan sapi di pinggir pantai. Hewan-hewan itu adalah peliharaan warga setempat. Wisatawan sering kali mengabadikan suasana saat sapi keluar dan masuk kandang. ’’Motretnya harus dari arah Kampung Merak. Maka, akan terlihat ratusan sapi dengan background Bukit Lempuyang,” kata Roni.

Menurut pria tersebut, menyusuri pantai-pantai di Taman Nasional Baluran menjadi ajang traveling yang menyenangkan. Ada keindahan alam yang disuguhkan. Bukan hanya deretan pantai, pepohonan mangrove yang hijau dan artistik juga menarik. Yang paling unik lagi adalah kehidupan hutan yang penuh satwa langka.

Jarak antara satu pantai ke pantai lainnya memang tak dekat. Tak bisa buru-buru. Saat berada di laut, pengunjung bisa meminta tolong nakhoda untuk memarkir perahunya. Lalu, bersnorkeling menyaksikan pemandangan bawah laut Baluran yang masih asli.

Kehidupan di Pantai Sirondo Bikin Pengunjung Penasaran

TAK jauh berbeda dengan Lempuyang, berkunjung ke Pantai Sirondo juga tak mudah. Jika lewat jalur darat, traveler harus melalui jalan terjal yang hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua. Serta, menyusuri sungai kecil.

Solusi paling mudah bagi pengunjung adalah lewat jalur laut. Yakni, menggunakan perahu yang tersedia di Pantai Bilik atau Lempuyang. Memang, durasi perjalanannya sedikit lama dan melelahkan. Namun, jangan khawatir, ’’imbalan’’ yang didapat wisatawan sangat sepadan.

Kawasan Pantai Sirondo masih alami dan asri. Pasir putihnya juga superbersih. Selain itu, ada pemandangan unik yang bisa dinikmati. Yakni, bentuk batang mangrove di kawasan pantai yang nyeni.

Sebagaimana destinasi-destinasi tersembunyi lain di kawasan tersebut, Pantai Sirondo kini mulai diburu traveler sejak akses baru di TN Baluran dibuka. ’’Banyak pengunjung yang berenang di dekat Sirondo. Selain itu, banyak yang ingin menjajal bakar-bakar ikan di tepi pantai,’’ kata Kholid, salah seorang pengelola di pantai tersebut.

Ya, menikmati keindahan Sirondo sambil bakar-bakar ikan memang jadi sajian yang diburu. Saat Jawa Pos berkunjung, terlihat ada sisa kayu bakar di sekitar pantai. Bekas alat panggangan juga tersedia. ’’Yang datang biasanya rombongan,’’ tambah Kholid.

Di belakang Pantai Sirondo, terdapat sebuah bukit yang menarik dijadikan background untuk berfoto. Perpaduan laut, pantai, dan bukit menjadi kekhasan tersendiri bagi pantai tersebut.

Selain keindahan pantai dan sensasi meng-grill ikan, yang menarik perhatian pengunjung Pantai Sirondo adalah kehidupan masyarakat sekitar. Di sana, hanya ada tiga rumah yang berdiri. Seluruh warganya bekerja sebagai peternak.

SERBA-SERBI

PANTAI LEMPUYANG

– Terletak di area hutan Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, yang masuk kawasan Kampung Merak TN Baluran.

– Pantai ini bisa ditempuh dengan menggunakan jalur darat yang saat ini mulai dibenahi.

– Ada 22 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan pantai.

PANTAI SIRONDO

– Terletak di Desa Sumberwaru, Banyuputih.

– Secara geografis, pantai ini berada di bagian ujung pantai utara Jawa Timur.

– Hanya ada tiga rumah yang ada di kawasan pantai tersebut.

– Nama Sirondo sering diartikan sebagai si janda. Namun, warga setempat tidak mengetahui sejarah pasti penamaan pantai tersebut.

By admin