JawaPos.com – Isra’ mi’raj merupakan peristiwa sangat penting dalam Islam. Karena peristiwa yang terjadi dalam satu malam itu, Nabi Muhammad melakukan perjalanan spiritual bertemu dengan Tuhan, hingga menerima perintah kewajiban melaksanakan salat 5 waktu.
Isra’ secara bahasa berarti perjalanan. Maksudnya, perjalanan pada malam hari yang dilakukan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dengan menggunakan kendaraan Burak. Penamaan Burak ini karena ia bisa melesat secepat kilat. Dengan menggunakan Burak, Nabi Muhammad berhasil sampai dalam waktu singkat menempuh perjalanan sekitar 1.239 kilometer dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
Sedangkan Mi’raj berarti naik. Maksudnya perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsha naik sampai ke langit ketujuh di Sidratul Muntaha dan bertemu Allah serta menerima perintah salat.
Momen isra’ mi’raj merupakan momen penguatan mental sekaligus spiritual Rasulullah dalam mengemban misi dakwah dan mendapat supervisi langsung dari Allah. Malaikat Jibril pun membedah dada Nabi sebelum peristiwa mi’raj, agar hatinya dipenuhi dengan cahaya keimanan.
Pada saat peristiwa agung isra’ mi’raj disampaikan Rasulullah kepada masyarakat setempat pada saat itu, Nabi malah menjadi bahan tertawaan. Pasalnya, pernyataan Nabi bisa menempuh jarak sangat jauh dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga bisa naik sampai ke langit ketujuh dinilai sangat tidak masuk akal.
Akan tetapi sahabat Nabi, Abu Bakar, dengan menggunakan cahaya keimanannya dan mengesampingkan logika membenarkan bahwa peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad benar-benar terjadi. Dia lah orang pertama yang membenarkan beristiwa itu sehingga Abu Bakar diberi gelar As Siddiq (jujur, membenarkan).
Dilansir dari NU Online, berikut sejumlah fakta menarik di balik peristiwa isra’ mi’raj
1. Waktu Isra’ Mi’raj
Di kalangan ulama dan ahli sejarah, terdapat perbedaan soal waktu kejadian isra’ mi’raj. At-Thabari mengatakan, isra mi’raj terjadi pada tahun ketika Allah memuliakan Nabi Muhammad dengan risalah kenabian. Pendapat lain menyatakan peristiwa penuh sejarah tersebut terjadi pada tahun kelima kenabian.
Ada juga yang berpendapat peristiwa isra mi’raj terjadi 6 bulan sebelum hijrah atau bulan Muharram tahun ke-13 kenabian. Pendapat lainnya, peristiwa itu terjadi satu tahun sebelum hijrah atau bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-13 kenabian. Namun pendapat yang populer, peristiwa itu terjadi pada malam tanggal 27 Rajab pada tahun ke-10 kenabian.
2.Bertemu dengan Nabi-nabi Sebelumnya
Dalam peristiwa mi’raj, Nabi Muhammad naik ke lapisan-lapisan langit dengan ditemani Malaikat Jibril. Di langit pertama, Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam. Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Yahya bin Zakariya dan Nabi Isa bin Maryam. Kemudian Rasul bertemu Nabi Yusuf di langit ketiga.
Di langit keempat, Nabi Muhammad berjumpa dengan Nabi Idris. Di langit kelima, Rasulullah bertemu Nabi Harun bin Imran. Di langit keenam, Nabi Muhammad berjumpa Nabi Musa bin Imran. Dan di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim. Semua nabi tersebut menyambut Nabi Muhammad dengan penuh rasa hormat dan mengakui kenabiannya.
3. Diperlihatkan Surga dan Neraka
Dalam momen isra’ mi’raj, Nabi Muhammad diperlihatkan surga dan neraka. Nabi Muhammad melihat neraka setelah berjumpa dengan Nabi Adam di langit pertama. Nabi Muhammad melihat berbagai jenis siksaan dialami orang-orang. Misalnya siksaan untuk para pezina,melakukan riba, makan harta anak yatim dan lain-lain. Selain itu, Nabi Muhammad juga melihat surga. Nabi sempat melihat perempuan dengan bibir yang begitu merah merekah.
4. Bertemu Allah
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama apakah momen pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah dengan mata telanjang atau hanya dengan mata hati. Merujuk pada Sirah Nabawiyah (Syekh Syafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 2012), Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, mengutip perkataan Ibnu Taimiyah, mengatakan bahwa Nabi Muhammad melihat Allah seperti melihat manusia. Itu menunjukkan bahwa pertemuan Nabi dengan Allah lewat mata telanjang. Selain itu, ada pendapat lain yang dinukilkan dari perkataan Ibnu Abbas menyebut bahwa Nabi melihat Allah dengan multak dan dengan mata hati.
5. Menerima Perintah Salat
Dalam pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah, dia menerima perintah melaksanakan kewajiban menjalankan salat. Saking pentingnya ibadah ini, Allah langsung mengundang Nabi Muhammad untuk menemuinya dan menerima kewajiban salat 5 kali dalam sehari semalam.
Sebelum diputuskan secara final 5 kali, kewajiban melaksanakan salat awalnya 50 kali. Namun ketika Nabi turun bertemu Nabi Musa, Rasulullah dimintanya kembali menghadap Allah. Nabi Musa yakin betul umat Muhammad tidak akan mampu menjalankan ibadah salat 50 kali.
Nabi Muhammad pun kembali menghadap Allah untuk meminta keringanan. Allah mengabulkan dan menguranginya menjadi 40 kali. Saat turun, Rasulullah kembali bertemu Nabi Musa dan diminta untuk kembali meminta keringanan. Nabi Musa yakin umat Muhammad tidak akan mampu menjalaninya berkaca pada umatnya. Momen itu terjadi berkali-kali sampai akhirnya ibadah salat hanya 5 kali bagi umat Muhammad.