JawaPos.com- Banjir musiman di wilayah Bengawan Jero, Lamongan, terus meluas. Puluhan desa yang tersebar di sejumlah kecamatan terdampak. Tidak hanya merendam rumah-rumah warga. Air juga meluber ke sejumlah akses utama.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Lamongan, setidaknya ada 9 desa di Kecamatan Karangbinangun, 8 desa di Kecamatan Kalitengah, 6 desa di Kecamatan Turi, 5 desa di Kecamatan Deket, dan 5 desa di Kecamatan Glagah diterjang banjir.
‘’Terparah di wilayah Kecamatan Kalitengah,’’ kata Muslimin, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan seperti dikutip dari Jawa Pos Radar Bojonegoro (17/2). Namun, pihaknya tidak memberikan rincian berapa jumlah rumah dan lahan pertanian yang terkena dampak banjir.
Banjir juga merendam beberapa ruas jalan raya. Antisipasi pun dilakukan agar pengendara tidak kecelakaan. Di antaranya, dengan memberikan pembatas police line. Upaya itu terlihat di Jalan Desa Tukerto serta Desa Weduni, Kecamatan Deket, Kamis (16/2) lalu. Ketinggian banjir di wilayah tersebut 20-30 sentimeter.
‘’Pembatasan pinggir jalan diberikan agar semua kendaraan yang melintas mengetahui dan berhati-hati,’’ kata Kapolsek Deket AKP Sri Iswati.
Iswati menjelaskan, akses di wilayah itu cukup membahayakan. Air yang meluber ke jalan persis berbatasan dengan sungai. Karena itu, pemberian tanda itu untuk memudahkan pengguna jalan agar tidak terperosok kali. ‘’Kedua sisi, sudah saya berikan batasan police line sepanjang 200 meter agar pengguna jalan mengerti, tidak sampai ke pinggir,’’ ujarnya.
asyarakat tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo, perlu siaga seiring debit air tren naik. Hingga pukul 18.00 kemarin (16/2), debit air di papan duga Taman Sementara itu, kondisi Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro juga menunjukkan debit meninggi. Di sisi timur Pasar Kota ketinggian sudah menyentuh 13,06 meter. Artinya, sudah menunjukkan siaga dua. Karena itu, alarm kewaspadaan ditingkatkan. Terutama bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran Bengawan Solo.
Laksita Gama, staf Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) di BBWS Bengawan Solo, mengatakan, data tersebut berdasar pengamat pos hidrologi dan telemetri yang tersebar di wilayah Bengawan Solo. ‘’Tinggi muka air di Bojonegoro menyentuh 13 meter atau memasuki siaga dua,’’ ungkapnya.
Rambatan air atau debit Bengawan Solo dari wilayah hulu juga terus meninggi. Debit dari Ngawi menuju Karangnongko berdurasi 16-18 jam. Lalu, dari Karangnongko menuju Bojonegoro Kota sekitar 15-16 jam.
Selain peningkatan debit air dari wilayah hulu, potensi banjir juga terjadi karena hujan lokal. Dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan terjadi cukup tinggi. Kepala BPBD Bojonegoro Ardhian Orianto mengimbau masyarakat tidak berada di daerah aliran sungai (DAS). Sebab, muka air Bengawan Solo sedang menaik. ‘’Utamakan menjaga keselamatan diri sendiri dan keluarga, karena Februari ini puncak bencana hidrometeorologi basah,” ujarnya.